Perjalanan kami ke rumah Yodgor, seorang Khalifa dan pemimpin agama sekte Ismaili di Langar, merupakan pengalaman yang tak terlupakan. Malam itu, setelah menikmati makan malam di homestay sekitar pukul 20:30, kami---saya, Mas Agustinus Wibowo, Mas Kasan, Bu Mirna, Ibrahim dan Nasar---berangkat menuju kediaman Yodgor yang  berada di pinggiran desa Langar.  Perjalanan melewati jalan-jalan yang agak gelap penerangannya.
 Mas Agustinus membawa buku Garis Batas dan beberapa foto lama, hadiah yang sarat kenangan bagi Yodgor dan istrinya, Gulchera. Meskipun hanya sejenak, kunjungan ini dipenuhi dengan cerita, musik, dan kehangatan persaudaraan yang tak terlupakan.
Langar: Desa dengan Cerita Perbatasan
Langar berada di tepi Sungai Pyanj, yang menjadi batas antara Tajikistan dan Afghanistan. Sungai ini bukan hanya pembatas geografis, tetapi juga garis yang memisahkan keluarga-keluarga sejak perbatasan ditutup oleh tentara Soviet pada tahun 1938. Salah satu cerita yang diabadikan dalam buku Garis Batas adalah kisah keluarga Yodgor, yang bibinya terjebak di seberang sungai di desa Ghoz Khan, Afghanistan. Sejak itu, mereka hanya bisa saling memandang dari kejauhan, memendam kerinduan tanpa batas.
Mas Aguspernah mengunjungi Langar pada tahun 2006, ketika pasar internasional pertama dibuka di desa ini. Peristiwa tersebut mempertemukan kembali keluarga-keluarga yang lama terpisah, termasuk Yodgor dan sepupunya, Wali Jon. Sayangnya, harapan yang dibawa oleh pasar itu hanya bertahan sementara. Perbatasan kembali ditutup, meninggalkan kenangan yang kini hanya bisa diingat melalui foto-foto dan cerita.
Nasar, yang disebutkan dalam buku "Garis Batas" karya Mas Agustinus sebagai anak kecil di Alichur, kini telah beranjak dewasa dan turut serta dalam perjalanan ini sebagai pengemudi sekaligus pemandu utama yang paling fasih berbahasa Inggris.
Sebuah Rumah yang Kini Lebih Megah
Ketika kami tiba di rumah Yodgor, kesan pertama yang terasa adalah perubahan besar. Rumah yang dulu sederhana kini telah menjadi homestay yang megah dan nyaman.
Kedatangan kami disambut hangat oleh Yodgor dan istrinya, Gulchera.Â