Sejarah selalu berulang dengan cara yang berbeda. "L'histoire ce repete," demikian pepatah Perancis. Pada masa Orde Baru, Presiden Soeharto memimpin Indonesia selama lebih dari tiga dekade. Banyak orang yang mengatakan masa itu adalah masa gelap demokrasi dan Soeharto memerintah dengan gaya otoriter. Namun ketika era Orde Baru usai, di zaman Jokowi, beredar slogan "Piye kabare, enak zamanku toh?"
Slogan ini sering kita lihat di belakang truk seakan menjadi simbol kerinduan bagi sebagian orang terhadap stabilitas dan pertumbuhan ekonomi, serta keamanan era tersebut, meskipun juga diwarnai kontroversi seperti sentralisasi kekuasaan dan pelanggaran hak asasi manusia.
Kini, ketika era Jokowi baru saja usai, masih banyak yang mengatakan bahwa era ini adalah era banyak hutang dan Jokowi pun sering diejek dengan era Mulyono, pemimpin yang kurang tegas dengan kemampuan bahasa Inggris yang apa adanya, apalagi dibandingkan dengan kepiawaian Presiden Prabowo.
Namun kita tidak tahu, bisa saja di masa yang tidak lama lagi kerinduan akan masa Jokowi akan muncul. Ada kemungkinan di masa mendatang, akan ada generasi yang merindukan era Jokowi, sebagaimana sebagian orang merindukan zaman Soeharto saat ini. Hal ini didasarkan pada beberapa pencapaian signifikan dan perubahan besar yang terjadi selama kepemimpinan Jokowi.
Pencapaian Era Jokowi yang Akan Dirindukan
1.Pembangunan Infrastruktur yang Masif
Salah satu warisan terbesar Jokowi adalah pembangunan infrastruktur yang belum pernah terjadi sebelumnya. Jalan tol, bandara, pelabuhan, dan jalur kereta api dibangun dengan gencar di berbagai wilayah, termasuk daerah-daerah yang sebelumnya terpinggirkan.
Proyek seperti Tol Trans-Jawa, Trans-Sumatera, dan pembangunan MRT Jakarta memberikan dampak besar terhadap mobilitas masyarakat. Di masa mendatang, generasi yang menikmati kemudahan ini mungkin akan melihat era Jokowi sebagai periode transformatif dalam modernisasi Indonesia.
2.Revolusi Digital dan Ekonomi Kreatif
Di bawah Jokowi, transformasi digital melaju pesat. Ekosistem startup tumbuh, dan ekonomi kreatif seperti pariwisata, seni, dan budaya mendapatkan perhatian khusus. Pendekatan ini membantu menciptakan lapangan kerja baru, memperkuat UMKM, dan memperkenalkan Indonesia ke panggung global.
Jika kecepatan digitalisasi melambat di masa depan, era Jokowi bisa dikenang sebagai masa di mana Indonesia mulai memimpin di sektor teknologi dan inovasi regional.
3.Program Perlindungan Sosial
Jokowi juga dikenal dengan berbagai program perlindungan sosialnya, seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS), dan bantuan langsung tunai untuk masyarakat miskin. Program-program ini memberikan jaring pengaman sosial yang membantu banyak keluarga keluar dari jurang kemiskinan.
4.Stabilitas dan Ketahanan Nasional
Meski menghadapi tantangan global seperti pandemi COVID-19, Jokowi dianggap mampu menjaga stabilitas ekonomi dan ketahanan pangan. Dalam sejarah, periode stabil seperti ini sering kali dirindukan ketika negara menghadapi krisis di masa depan.
Mengapa Nostalgia Akan Muncul?
1.Kerinduan terhadap Stabilitas di Tengah Ketidakpastian
Sama seperti zaman Soeharto yang dirindukan sebagian orang karena dianggap membawa stabilitas politik dan ekonomi, era Jokowi mungkin akan dikenang dengan cara serupa. Setelah Jokowi, Indonesia mungkin akan menghadapi perubahan politik yang tak terduga atau ketidakpastian ekonomi yang lebih besar, sehingga era ini terlihat lebih baik dibandingkan masa depan.
2.Kemudahan yang Dirasakan Sebagai Warisan Jokowi
Manusia cenderung mengenang masa lalu dengan cara romantis. Jika proyek-proyek infrastruktur Jokowi terus digunakan dan dirasakan manfaatnya di masa depan, publik mungkin akan merindukan pemimpin yang memulai semua itu.
3.Persepsi Terhadap Pemimpin Baru
Pergantian kepemimpinan sering kali membawa harapan baru, tetapi juga bisa memunculkan kekecewaan. Jika pemimpin setelah Jokowi dianggap gagal memenuhi ekspektasi, maka era Jokowi akan menjadi tolok ukur keberhasilan yang dirindukan.
Kritik yang Akan Meredup dalam Nostalgia
Tidak bisa dipungkiri, era Jokowi juga memiliki berbagai tantangan dan kritik, seperti utang negara yang meningkat, perdebatan soal kebijakan lingkungan, serta ketegangan politik di beberapa sektor. Namun, seperti halnya kritik terhadap Soeharto yang meredup dalam nostalgia, isu-isu tersebut kemungkinan akan dilihat dengan sudut pandang yang lebih lunak di masa mendatang.
"Enak Zaman Jokowi Toh?"
Frasa "Piye kabare, enak zamanku toh?" yang terkenal di era Soeharto mengandung ironi, tetapi juga realitas bagaimana nostalgia terbentuk. Di masa depan, mungkin akan muncul versi modern dari slogan ini, seperti "Enak zaman Jokowi toh?" sebagai simbol kerinduan terhadap stabilitas, pembangunan, dan kemajuan yang dirasakan selama dua periode pemerintahannya.
Kerinduan terhadap masa lalu adalah fenomena yang umum terjadi. Di masa depan, era Jokowi mungkin akan dikenang sebagai periode transformasi besar bagi Indonesia, terutama di bidang infrastruktur, digitalisasi, dan perlindungan sosial.
Namun, penting untuk memahami bahwa nostalgia sering kali tidak mencerminkan realitas sepenuhnya. Baik era Soeharto maupun Jokowi memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Tantangan bagi generasi mendatang adalah melanjutkan warisan baik dari masa lalu, sekaligus belajar dari kesalahan yang pernah terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H