Dalam perjalanan ini, kami juga sangat jarang bertemu dengan kendaraan lain, sesekali kami menemukan anak sungai yang mengalir dengan airnya yang jernih, terus menuruni bukit menuju ke Amur Darya di bawah sana.
Di suatu tikungan dengan pemandangan lembah  yang indah, kami bertemu dengan dua pesepeda yang sedang beristirahat. Kami ikut berhenti sejenak dan bercakap -cakap dengan keduanya. Ternyata tujuan mereka adalah Osh di Kyrgystan.  Bersepeda  di Pamir Highway tentu saja jauh lebih menantang dibandingkan dengan naik sepeda motor, apalagi dibandingkan naik kendaraan roda empat. Mereka ini lah yang disebut dengan Touring Cyclist yang bisa menghabiskan waktu lebih dari satu atau bahkan dua bulan mengembara di Pamir Highway.
Mereka berbagi cerita tentang perjalanan panjang mereka, membawa bekal seadanya, dan mengandalkan semangat petualangan untuk melawan segala rintangan. Ketika mereka beristirahat, saya meminta izin untuk mencoba sepeda mereka. Rasanya luar biasa duduk di atas sepeda itu, seolah-olah saya adalah seorang "touring cyclist" yang menjelajahi atap dunia.
Setelah sekitar 4-5 jam berangkat dari Alichur, kami tiba di Langar. Pemandangan lembah Wakhan yang hijau dan segar tampak sangat kontras dengan Alichur yang gersang berpasir kerikil. Â Kami mampir sebentar di Homestay yang nyaman dengan air hangat. Â Tapi perjalanan hari ini belum selesai. Sejenak beristirahat saya merenung akan perjalanan sejak pagi hingga siang ini.
Pemandangan di sepanjang perjalanan dari Alichur benar-benar tak tergantikan. Pegunungan bersalju yang megah, padang rumput yang luas, dan sungai yang mengalir jernih menjadi teman setia sepanjang perjalanan. Setiap tikungan jalan membawa kejutan baru, entah itu sebuah desa kecil dengan yurt-yurt yang bertebaran, atau jurang dalam yang membuat saya menahan napas.
Namun, yang paling berkesan adalah suasana damai yang terasa di setiap sudutnya. Tidak ada hiruk-pikuk kota, hanya keheningan yang membawa ketenangan batin. Setiap orang yang kami temui, baik itu pengendara motor, truk, atau sepeda, selalu menyapa dengan senyuman hangat.
Perjalanan dari Alichur ke Langar  ini mengajarkan saya tentang ketangguhan, baik dari manusia maupun alam itu sendiri. Para pengendara sepeda yang melintasi Pegunungan Pamir menunjukkan semangat juang yang luar biasa. Sementara itu, orang-orang lokal seperti Nazar dan keluarganya membuktikan bahwa keramahan bisa ditemukan bahkan di tempat paling terpencil di dunia.
Kalpak putih yang saya dapatkan menjadi simbol perjalanan ini, mengingatkan saya akan semangat persahabatan dan penghargaan atas perbedaan budaya. Di Pamir, meski segala sesuatu tampak keras dan tandus, kehangatan manusia selalu mampu mencairkan dinginnya alam.