Japanese Film Festival (JFF) di CGV Grand Indonesia tahun ini menghadirkan beragam film Jepang yang menarik dan unik, salah satunya adalah film komedi Let's Go Karaoke!
Film ini membawa tema yang tidak biasa dan  mampu mengajak penonton tertawa, menangis dan  sekaligus berpikir tentang berbagai sisi kehidupan melalui interaksi yang tak terduga antara dua karakter utama.
Let's Go Karaoke! berkisah tentang hubungan unik antara seorang siswa SMP bernama Satomi(Jun Saito) dan seorang yakuza bernama Kyoji Narita (Go Aryano).
Kisah  dimulai ketika Satomi, yang juga merupakan anggota klub paduan suara di sekolahnya, diminta untuk membantu Kyoji berlatih karaoke. Ternyata, Kyoji membutuhkan pelatihan suara untuk pentas tahunan  karaoke dalam grup yakuza. Uniknya siapa yang tampil paling buruk akan dihukum dengan memperoleh tato dengan gambar yang paling  di tidak disukai.
Situasi menjadi semakin lucu dan rumit saat Satomi yang tak bersalah harus menghadapi berbagai permintaan aneh dari Kyoji, termasuk menjadi sensei atau guru karaoke untuk kelompok gangster Yakuza. Sementara di sekolah Satomi juga harus menghadapi tantangan penampilan terakhir bersama kelompok paduan suaranya.
Kedua karakter ini berasal dari latar belakang yang sangat berbeda. Satomi adalah siswa yang rajin dan pendiam, sementara Kyoji Narita atau Anak Gila  adalah yakuza tangguh dengan kepribadian yang garang. Namun, seiring berjalannya cerita, keduanya mulai memahami satu sama lain dalam perjalanan yang penuh kelucuan dan kehangatan. Film ini menggambarkan bagaimana persahabatan bisa tumbuh di antara orang-orang dengan latar belakang yang jauh berbeda, asalkan ada komunikasi dan saling pengertian.
Film ini memanfaatkan kekuatan karakter yang kontras untuk menciptakan humor dan ketegangan yang efektif. Karakter Satomi, diperankan dengan apik oleh aktor muda berbakat, membawa keceriaan dan kepolosan remaja yang penuh energi. Satomi adalah sosok fleksibel, dan kita bisa merasakan perjuangannya menghadapi tekanan dari luar sembari menjaga identitas dirinya.
Di sisi lain, karakter Kyouji juga mampu menampilkan sisi keras sekaligus lembut seorang yakuza yang terjebak dalam situasi tak biasa. Kyoji  yang awalnya tampak garang dan tidak peduli, secara perlahan menunjukkan sisi lembut dan keinginan untuk melakukan hal baru di luar dunianya sebagai yakuza. Akting yang kuat dan penuh detail dari kedua pemeran utama ini benar-benar membawa karakter mereka menjadi hidup, membuat penonton ikut terbawa dalam emosi dan hubungan mereka yang berkembang.
Salah satu kekuatan Let's Go Karaoke! adalah kemampuan film ini untuk menggabungkan komedi dengan elemen drama secara halus. Meskipun mengandung banyak humor, alur cerita tidak terasa ringan atau dangkal. Banyak situasi lucu yang muncul dari interaksi kedua karakter yang berlawanan, tetapi setiap adegan komedi selalu memiliki tujuan, baik untuk pengembangan karakter atau untuk menyampaikan pesan moral.
Komedi dalam film ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga memberikan kritik sosial yang mendalam tentang kehidupan, persahabatan, dan pemahaman lintas budaya. Penonton bisa melihat bagaimana Satomi dan Kyoji, meski berbeda latar belakang, dapat saling memahami dan membantu satu sama lain. Hal ini mengingatkan kita bahwa meskipun ada banyak perbedaan dalam kehidupan, persahabatan dan empati bisa menjadi jembatan yang menghubungkan kita.
Di balik kemasannya yang ringan dan komedi, Let's Go Karaoke! sebenarnya memiliki banyak pesan moral yang menyentuh. Film ini mengajarkan tentang pentingnya keberanian untuk keluar dari zona nyaman dan mencoba hal baru. Satomi, sebagai remaja yang mungkin masih kaku dan canggung, harus belajar menghadapi situasi yang tidak biasa, sementara Kyoji, sebagai seorang yakuza yang sudah terbiasa dengan dunia kekerasan, harus belajar menyesuaikan diri dalam lingkungan yang lebih lembut dan bersahabat.
Selain itu, film ini juga menyampaikan bahwa setiap orang punya tantangan dan ketakutan masing-masing. Meskipun Kyojiterlihat kuat dan tak terkalahkan, dia memiliki keraguan dan rasa takut akan kegagalan yang mungkin sama dengan orang lain. Hubungan antara Satomi dan Kyoji menyoroti bahwa kita tidak perlu sempurna untuk bisa saling mendukung dan membantu orang lain.