Sebelum pertandingan Indonesia vs Tiongkok di Qingdao, hampir semua meramalkan bahka kita akan menang mudah dengan skor 2-0, atau 3-1, atau paling minim 2-1. Ini mengingat prestasi Tiongkok yang tiga kali kalah sementara Indonesia toga kali draw. Â
Namun terlalu percaya diri itu berakibat fatal, Indonesia akhirnya harus bertekuk lutut 1-2. Sebuah hasil yang bikin dada menjadi sesak dan tidak tahu harus bilang apa lagi.
Kalau kita mau lebih berpikiran terbuka, ada beberapa hal yang bisa menjadi sebab Kekalahan Indonesia dari Tiongkok dengan skor 1-2 di Qingdao, antara lain:
Kelemahan Pertahanan: Indonesia kesulitan menahan serangan cepat dan bola-bola panjang Tiongkok, yang berhasil dimanfaatkan untuk mencetak gol, terutama oleh Behram Abdulweli dan Zhang Yuning .
Kurang Efektif di Depan Gawang:
 Meskipun Indonesia memiliki beberapa peluang untuk mencetak gol, penyelesaian akhir yang kurang tajam menjadi masalah, sehingga gagal memaksimalkan peluang yang ada.
Nasib baik  Tiongkok Â
Walau Indonesia  mendominasi permainan, terutama di lini tengah, yang memaksa Tiongkok bermain lebih bertahan, namun serangan balik yang cepat terbukti menghasilkan dua gol buat Tiongkok.
Perubahan Taktik Terlambat: Indonesia baru bisa mencetak gol di menit ke-86 melalui Thom Haye. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan taktik baru efektif menjelang akhir pertandingan, yang mungkin terlambat untuk mengubah hasil .
Pengaruh Atmosfer Tuan Rumah:
Bermain di Qingdao, Tiongkok mendapat dukungan besar dari suporter, yang bisa memberikan tekanan psikologis pada pemain Indonesia. Â Apalagi selama ini ada kesan bahwa Tiongkok kurang mendapat dukungan suporter karena lokasi Qingdao yang di ujung dunia. Ternyata apa yang kita saksikan berbeda jauh. Â Dukungan penonton Tiongkok tetap membahana.
Faktor-faktor ini secara keseluruhan berkontribusi terhadap hasil akhir yang tidak menguntungkan bagi Indonesia.