Tashkent. Matahari terbit bahkan sejak sekitar pukul 3 pagi. Â Dari kamar hotel di lantai 14, saya dapat memandang jalan Lebar di depan hotel yang terdiri dari delapan lajur yang masih sangat sepi. Hanya sesekali kendaraan melaju cepat.
Pagi mulai merekah diSetelah menikmati makan pagi di lantai dasar hotel dengan suasana khas zaman Soviet, saya mulai merencanakan tujuan pertama jalan-jalan pagi ini di Tashkent dan pilihan pun jatuh ke Monument of Courage yang letaknya tidak terlalu jauh dari hotel.
Saya berjalan kaki sebentar menuju halte bus terdekat, yang terletak tidak jauh dari Hotel Uzbekistan, di sekitar Amir Timur Square. Di sana, saya menunggu bus yang langsung menuju arah Pakhtakor Stadium. Ketika bus tiba, saya naik dan menemukan tempat duduk di dekat jendela untuk menikmati pemandangan selama perjalanan.
Kalau naik metro kita disuguhi stasiun-stasiun yang cantik,
perjalanan dengan bus cukup nyaman dan memungkinkan saya melihat berbagai sudut kota. Bayarnya pun cukup dengan kartu sakti Atto. Sepanjang jalan, saya melewati gedung-gedung bersejarah dan taman-taman yang rindang, sambil mengamati kehidupan sehari-hari penduduk Tashkent.Â
Lalu lintas kota terbilang cukup ramai, tetapi tidak padat, sehingga perjalanan berlangsung lancar, memakan waktu kurang dari  15 menit.  Kota Tashkent boleh dibilang bebas dari macet.
Saya turun di halte Pakhtakor Stadium, yang menjadi titik awal untuk berjalan kaki menuju Monumen of Courage. Suasana di  sekitar tampak  sepi karena hampir tidak ada orang yang berjalan kaki di trotoar yang nyaman dan lebar.
Dari halte bus, saya berjalan menyusuri Sharof Rashidov Avenue, yang rindang dan dipenuhi banyak pohon-pohon yang memberikan sedikit kesejukan di udara Tashkent yang panas.Â
Udara segar dan pemandangan taman-taman yang hijau membuat perjalanan ini sangat menyenangkan. Sekitar 10 menit kemudian, saya tiba di di Taman Memorial Gempa Bumi, tempat Monumen of Courage berdiri megah.