Waktu menunjukkan beberapa menit sebelum pukul 9 pagi sejingga museum belu buka dan saya duduk santai di kursi di depan museum sambil memperhatikan suasana sekitar. Di di dinding  samping kiri museum ada gambar mural yang cantik dengan hiasan bunga bunga warna punk bertuliskan Yunus Rajabi Mahalaga, dan Xush Kelibsiz yang bernakna Selamat Datang dalam bahasa Uzbek.
Tidak lama kemudian museum pun dibuka dan saya membeli tiket seharga 25 ribu som yaitu harga untuk turis sementara untuk warga Uzbek sendiri hanya 4000 Sum.
Museum ini tidak terlalu besar dan lebih mirip rumah tinggal dengan berbagai ruangan. Namun kita berkunjung ke sini, kita dapat mengenal berbagai aspek seni dan budaya Uzbek.
Menurut sejarahnya museum ini adalah kediaman seorang diplomat Rusia yang kaya, dan dengan sentuhan artis rektor tradisional Izbek yang kenta dan dibangun pada awal abad ke-20.
Tidak mengherankan jika  gedung museum ini sendiri memiliki daya tarik dan pesona magis dengan fasad berwarna-warni dan detail kayu yang diukir dengan rumit. Â
Masuk ke dalam museum, saya disambut dengan koleksi kerajinan tangan Uzbek yang kaya, termasuk keramik, tekstil, bordir, ukiran kayu, karya logam, dan perhiasan.
Setiap ruangan dikhususkan untuk jenis kerajinan yang berbeda, dengan beberapa bagian berfokus pada karya bersejarah dan yang lainnya pada karya kontemporer.
Ruang Pamer ini disusun dengan baik, dan deskripsi dalam bahasa Uzbek, Rusia dan Inggris sehingga kita bisa mengetahui sedikit tentang kisah artifak yang dipajang..