Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Tarif KRL Boleh Naik, Namun Pertimbangkan Empat Usulan Ini

19 September 2024   09:12 Diperbarui: 19 September 2024   14:40 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stasiun Klender. (Dokumentasi pribadi)

Jadi untuk menuju ke stasiun mau tidak mau harus menggunakan ojol atau sepeda motor sendiri. Hal ini menyebabkan terkadang naik KRL pun masih cukup mahal. 

Bayangkan kalau kita masih harus naik ojol 15-20 ribu ke stasiun kemudian plus 3.000 untuk naik KRL dan kemudian ditambah 15 ribu lagi menuju tempat tujuan. Ongkos sekali jalan sudah 33 ribu sehingga pulang balik menjadi 66 ribu. 

Seandainya KRL bisa mengembangkan jalur menjadi lebih banyak lagi di kawasan Jabodetabek sehingga jumlah jalur bisa menjadi lebih dari 10 dan jumlah stasiun beberapa ratus maka kita dapat menuju tempat tujuan dari tempat asal hanya dengan berjalan kaki kemudian naik KRL dan kemudian berjalan kaki lagi. Tentunya kenaikan tarif tidak akan menjadi masalah besar. 

Kita juga sadar bahwa ini memerlukan investasi yang besar dan waktu yang lama. Tetapi setidaknya hal ini juga perlu dipertimbangkan atau masuk dalam rencana pagi pembuat kebijakan transportasi publik yang memihak masyarakat luas, terutama golongan menengah ke bawah yang akrab dengan KRL. 

Lalu yang keempat dan terakhir, mungkin kurang popular dan hanya mewakili sebagian kecil masyarakat, yaitu golongan yang termasuk lansia, yang kebanyakan sudah tidak bekerja. 

Seandainya pengelola mempunyai kebijakan untuk memberikan tarif konsesi atau bahkan menggratiskan ongkos bagi golongan ini, tentunya kenaikan tarif tidak menjadi masalah.

Hal ini, walau tidak signifikan tetap akan membantu bagi golongan ini agar tetap dapat beraktivitas sehingga membuat mereka lebih sehat baik secara fisik maupun mental. 

Kebijakan ini bahkan sudah diterapkan oleh TransJakarta dan juga di banyak kota-kota lain di mancanegara. Di Shenzhen misalnya, pemerintah menggratiskan tiket metro Shenzhen bagi lansia di atas 60 tahun sementara di Hong Kong, lansia di atas usia 65 tahun dapat menikmati tarif dengan harga diskon. 

Demikian sekadar opini pribadi dalam rangka menanggapi wacana kenaikan tarif KRL di tengah kesulitan masyarakat terutama golongan pengguna KRL yang tentu saja identik dengan golongan menengah ke bawah. 

Bagi mereka yang selam ini tidak pernah naik KRL tentunya tidak terpengaruh dengan kenaikan ini dan bahkan mungkin hal-hal yang dikemukakan di atas tampak kurang masuk akal.

Tetapi bukankah bila KRL lebih banyak lagi jalur dan stasiun, lebih banyak lagi penggunanya dan tetap dengan harga yang terjangkau, maka situasi lalu lintas juga akan lebih lancar dan menguntungkan bagi mereka yang setiap harinya menggunakan kendaraan pribadi?

Semoga tulisan ini, walau mungkin kurang populer, bisa bermanfaat bagi pembaca dan kita semua!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun