Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kawasan di Tiongkok yang Haram Bagi Perempuan Muda

5 Agustus 2024   03:45 Diperbarui: 5 Agustus 2024   03:56 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Setelah dua hari sebelumnya kami sempat bertandang ke Zhuhai via Macau, pagi menjelang siang ini kami sudah berangkat dari Kampung Indonesia, Causeway Bay di Hong Kong menuju Shenzhen, sebuah wilayah di selatan Provinsi Guangdong yang berbatasan dengan Hong Kong.

Seperti jug Zhuhai, Shenzhen memberikan fasilitas Visa on Arrival ke pemegang paspor  berbagai negara, termasuk Indonesia. Bedanya kalau di Zhuhai hanya memberikan 3 hari di Zhuhai, makan Shenzhen memberikan ijin tinggal 5 hari.  Saya sendiri sudah beberapa kali berkunjung ke Shenzhen menggunakan VoA ini dari Hong Kong, baik sendiri maupun bersama keluarga.

Kali ini kafilah kecil kami terdiri dari empat orang. Saya dan isteri serta Dokter Yanti, manyar dokter perusahaan CX, yang ditemani Mbak Ayu, asisten dokter. Kebetulan mbak Ayu masih berstatus single dan berusia dua puluh tahunan.

Sebelum ini, saya sempat membaca berita-berita di dunia maya bahwa cukup bangan perempuan berusia muda dan produktif yang ditolak masuk ke Shenzhen menggunakan VoA, akan tetapi karena kami sudah mencoba masuk ke Zhuhai via Macau dan tidak mengalami kendala, pagi itu kami berangkat dengan sangat percaya diri, bahkan hotel untuk dua malam juga sudah dipesan.  

Dari kawasan Causeway Bay, saya memesan taksi online menuju ke stasiun MTR Exhibition Centre, karena dari stasiun ini cukup naik kereta East Rail Lina menuju Lo Wu, yaitu perbatasan antara Hong Kong dan Shenzhen.  Jalur East Line ini merupakan kalau kereta api pertama di Hong Kong yang dulunya bernama KCR atau Kowloon Canton  Railway.  

Sebelumnya jalur ini memang berakhir di Smeenanjung Kowloon atau tepatnya di kawasan Tsim Sha Tsui yang ditandai dengan adanya Clock Tower atau Menara Jam di sana.  Beberapa tahun lali stasiun terakhir ada di Hung Hom sebelum diperpanjang hingga ke Pulau Hong Kong dan berakhir di Admiralty.

Perjalanan dari Exhibition Centre ke Lowu berlangsung sekitar 45 menit dan melewati kawasan padat di Kowloon seperti Mongkok hingga kawasan dengan nuansa pedesaan di New Terrritories. Nama-nama seperti Shatin, Taipo, Taiwai, Fanling dan Sheunghui menengah terasa akrab di telinga saya serta mengingatkan akan kunjungan-kunjungan terdahulu.

Rangkaian kereta tiba di stasiun Lowu dan orang-orang bergegas setengah berlari menuju kw perbatasan. Pertama kita keluar melaui imigrasi Hong Kong dan kemudian mengikuti petunjuk arah menuju Shenzhen.

Perpindahan wilayah administrasi dalam satu negeri Tiongkok memang mengejawantahkan sistem Satu Negara Dua Sistem atau One Country Two Systems yang secara formal disebut Yi Guo Liang Zhi.  Kami menyeberang jembatan di atas sungai yang menjadi antara alami kedua wilayah. Dan dalam waktu beberapa menit saja kami sudah berada di Shenzhen.

Karena belum memiliki visa, tugas pertama adalah menuju ke kantor Port Visa untuk mengajukan VoA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun