Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pertemuan di Tashkent, 18 Tahun Kemudian

8 Juli 2024   22:38 Diperbarui: 8 Juli 2024   23:17 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mas Agus & Nazar: dokpri

Setelah dua malam di Tashkent dan jalan-jalan ke berbagai tempat kemana saja seorang diri, tiba waktunya bagi saya untuk bergabung dengan para peserta lain yang akan datang langsung dari Jakarta dengan pesawat Uzbekistan Airways  malam nanti.  

Setelah cek out dari Hotel Uzbekistan dan kemudian makan siang di sebuah resto cepat saji di Tashkent Mall yang ada di dekat stasiun metro Alisher Navoi atau Paxtakhor, saya kemudian naik taksi Yandex dari hotel Uzbekistan menuju Maxwell Hotel di Distrik Yashnobod, di  tenggara kota Tashkent.

Dalam  perjalanan dari pusat kota menuju arah pinggiran kota, tampak  beberapa stasiun metro Tashkent yang berada di jalur layang dengan nama menggunakan angka seperti 4 Bekat.  Kata  bekat sendiri bermakna stasiun dalam bahasa Uzbek.

Sebelumnya saya sudah berkomunikasi dengan Mas Agus yang sudah cek in duluan di hotel dan kalau nanti cek in bisa menggunakan nama Mukhammad Nazar, mitra Mas Agus dalam tur Atap Dunia di tiga negara Asia Tengah kali ini. Sekitar pukul 4 sore saya tiba di hotel dan cek in.  Hotelnya lumayan bagus walau terletak di kawasan pemukiman yang sepi dan tenang.

"Saya ada di kolam renang," demikian pesan mas Agus melalui whats up.  Ketika mampir ke kolam renang indoor, saya tidak dapat menemukan dirinya.  Di sebuah kursi tampak sedang duduk seorang lelaki yang melihat parasnya kemungkinan besar berasal dari Indonesia.  Di kursi lain tampak seorang perempuan sedang duduk santai dan di kolam renang ada seorang anak perempuan sedang bermain.

 Tepat seperti dugaan saya, lelaki ini ternyata adalah Khamdun, teman Mas Agus yang bekerja di Kedutaan Besar RI di Tashkent.  Sementara perempuan itu adalah istrinya yang bernama Rosalina dan anak perempuan yang sedang bermain di kolam adalah putri mereka.  

Saya sempat bercakap-cakap dengan Mas Khamdun yang sudah tinggal di Tashkent sejak tahun 1995.  Namun dia bercerita bahwa sekarang sudah tidak lagi bekerja di KBRI dan berwiraswasta saja.

Kami berbicara cukup panjang lebar hingga akhirnya mas Agus muncul dan memberitakan bahwa pesawat Uzbekistan Airways dari Jakarta akan mendarat lebih awal di Bandara Islam Karimov.  Karena iu ia akan bersiap-siap untuk menjemput Mas Kasan dan rombongan.

Dengan empat kendaraan 4 wheel  Drive, rombongan kami bergerak menuju ke bandara.  Sekitar pukul 7 malam baru rombongan dari Jakarta keluar dari bandara.  Sementara menunggu, saya sempat berkenalan dengan seorang mahasiswi Indonesia yang sedang belajar di Tashkent dan sedang menjemput orang tuanya yang dapat menjenguknya.

Dari bandara, kami tidak langsung ke hotel melainkan langsung makan malam di sebuah restoran Uzbek yang mengemudikan steak, daging dan salat.  

 Makan Malam: dokpri
 Makan Malam: dokpri
Di resto bernama Qanotchi ini juga tentunya tersedia buah buah favorit seperti melon yang sangat manis rasanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun