Selepas sejenak belajar sejarah tentang Monumen pahlawan di Plaza Sotomayor, saya dan Hector berjalan perlahan memasuki jalan  yang agak sepi dan mulai menanjak.
"Algunas zonas de Valparaso se vuelven ms peligrosas," Â Hector menjelaskan bahwa ada beberapa kawasan di Valparaiso yang mulai bahaya akhir- akhir ini, sering terjadi penodongan terhadap wisatawan. Sambil tersenyum saya melanjutkan perjalanan dan berkomentar bahwa merasa aman berjalan bersamanya.
Kami berjalan menuju ke Ascensor atau lift miring untuk mendaki menuju bukit Cerro Allegre. Untuk naik lift ini kami hanya membayar 100 Peso atau sekitar 1700 Rupiah per orang. Â
Cerro Allegre merupakan salah satu dari beberapa bukit yang dijadikan tujuan wisata di Valparaiso. Ternyata kota ini kota yang dijuluki Joya del Pacifico (Permata Pasifik) ini memiliki lebih dari 40 bukit sehingga mempunyai pemandangan yang indah ke lautan Pasifik.
Dari atas bukit kami dapat menikmati pemandangan pelabuhan Valparaiso dengan kapal-kapal besar yang sedang bersandar dari seluruh dunia. Bahkan saya juga bisa melihat pemandangan bukit yang lain yang dihiasi sebuah bendera Palestina dalam ukuran besar.
Daya tarik utama Valparaiso adalah street art berupa lukisan mural yang cantik. Uniknya lagi pelukisnya datang dari berbagai negara. Cerro Allegre ini juga terdapat banyak rumah rumah kuno yang berasal dari abad ke 18 dan 19. Konon merupakan rumah milik pendatang imigran dari Inggris Jerman dan berbagai negara Eropa lainnya.