Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jangan Hanya Menyalahkan Wasit, Berterimakasihlah Kepada Gawang

30 April 2024   08:52 Diperbarui: 30 April 2024   09:08 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim Indonesia: Dokpri

Pertandingan Indonesia melawan Uzbekistan pada Piala Asia U 23 tahun 2024 di Stadion Abdullah bin Khalifah di Qatar menjadi anti klimaks bagi pasukan Garuda Muda.  Setelah sebelumnya meraih sukses berturut-turut mengandaskan Australia 1-0, Yordania 4-1 dan Korea Selatan 13-12 (2-2), pada semi final ini giliran Uzbekistan yang menang dengan skor 2-0.

Uniknya kekalahan ini disaksikan jutaan pasang mata baik langsung di stadion maupun pesawat TV di rumah masing-masing atau pada perhelatan nonton bareng yang bahkan sempat menimbulkan kontroversial.  Singkatnya harapan publik dan masyarakat sangat besar agar Indonesia mampu melaju ke final sekaligus meraih tiket ke Olimpiade Paris 2024.

Namun sayang. Harapan untuk ke final dan merebut juara Asia pupus sudah, sementara harapan untuk meraih tiket Olimpiade masih tetap besar karena masih bisa diraih kalau menang pada perebutan tempat ketiga melawan Irak atau melalui perebutan tiket terakhir melawan Guinea sebagai wakil konfederasi Asia.  

Pertandingan ini memang benar-benar dikuasai oleh Uzbekistan, negeri eks Soviet yang ada di Asia Tengah itu.  Selama pertandingan kita benar-benar harus menahan nafas agar tidak banyak gol yang dihasilkan.  Bahkan menurut statistik pertandingan, penguasaan bola antara Uzbekistan dan Indonesia adalah 62 berbanding 38 persen saja.   Ini terlihat dari umpan-umpan pemain Uzbek yang ketepatannya mencapai hingga 83 % dengan jumlah 460 umpan. Bandingkan dengan jumpalah umpan Indonesia yang hanya 298 dengan ketepatan 70%.

Dan Uzbekistan yang menguasai pertandingan dengan berbagai jenis serangan itu juga terlihat dengan jumlah tembakan baik dari jarak dekat mau pun jauh yang berjumlah 28 tembakan dengan 4 menuju gawang.  Sementara Indonesia hanya melakukan empat tembakan dan bahkan tidak ada yang menuju gawang.  Singkatnya tanpa penjaga gawang pun Indonesia tidak akan menghasilkan gol kecuali gol yang dianulir wasit pada menit ke 60 oleh Muhammad Ferrari.

Namun bukan itu yang menjadi topik pembicaraan. Sebagai mana biasa, kalah kita memiliki kebiasaan mencari kambing hitam. Kali ini salah satu [pemicu kekalahan Indonesia adalah kepemimpinan wasit Shen Yihao yang kontroversial. 

Ada empat dosa wasit yang dianggap menjadi faktor penyumbang kekalahan Indonesia, yaitu menganulir gol Ferrari pada menit ke 60, membatalkan tendangan bebas Indonesia yang diberikan kepada Witan di babak pertama, mengesahkan gol Uzbekistan tanpa melihat VAR dan yang terakhir memberi kartu merah kepada Rizki Ridho.

Dosa-dosa wasit utama ini tampaknya memang juga berkelindan dengan wasit VAR seperti menganulir gol dan lain-lain yang semuanya setelah melihat VAR untuk Keputusan yang merugikan Indonesia dan anehnya tanpa melihat VAR untuk keputusan yang menguntungkan Uzbekistan.

Lantas banyak dari kita yang mulai menyalahkan VAR tanpa mengingat bahwa kemenangan Indonesia atas Korea Selatan di babak sebelumnya juga terbantu dengan adanya VAR.  Kita masih ingat bahwa gol Korea Selatan di babak pertama dibatalkan wasit setelah melihat VAR dan juga tendangan penalti Justin Hufner ketika kedudukan 5-4 untuk Korea Selatan yang gagal juga dibatalkan dan harus diulang setelah melihat VAR. Hasilnya Justin berhasil dan kedudukan menjadi 5-5.

Memang wasit dan VAR dapat kita salahkan pada pertandingan kali ini. Alan tetapi dari sekian banyak gempuran Uzbekistan ke gawang Ernando, ada beberapa kali yang diselamatkan oleh tiang gawang. Kita juga harus berterimakasih kepada tiang gawang, karena kalau tidak tentunya akan lebih banyak lagi gol yang bersarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun