Hari Sabtu, 23 Maret 2024, sekitar pukul 12.30 sesuai jadwal, saya sudah siap di halaman Kantor Walikota Jakarta Utara di Jalan Yos Sudarso. Â Suasana masih sepi karena baru beberapa peserta saja yang hadir. Â Saya sempat mampir ke masjid di belakang kantor dan di sana bertemu dengan Mbak Mutiah dan beberapa teman lain dari Koteka. Â
Sekitar pukul 13.00 Siang baru lah peserta mulai ramai dan kemudian diadakan registrasi termasuk pembagian suvenir berupa topi lapangan bundar warna khaki bertuliskan "Jakcation, Vacation in Jakarta, dan Sukses Jakarta untuk Indonesia." Â Selain itu juga dibagikan kupon berbentuk secarik kertas warna putih untuk berbuka puasa di Hotel Swiis Bellin Kemayoran nanti sore. Â Â
Dua bus warna ungu sudah siap berangkat dan meninggalkan kantor Wali Kota, Bus no 1 dengan tujuan Masjid Al Alam di Marunda dan Cilincing lalu ke Masjid Ramlie Musofa, sementara bus 2 menuju Masjid uar Batang, Jakarta Islamic Centre, dan Masjid Ramlie Musofa dengan tujuan akhir Swiss Bellin Kemayoran  Rombongan Koteka dan Wisata Kreatif Jakarta, berada di bus no 2  Tepat pukul 13.39,  wisata religi pun dimuai..  Di bus 2 ada Mbak Inces sebagai pemandu wisata, sementara di bus 1 ada Mak Maesa.
Perjalanan menuju ke Masjid Luar Batang melalui jalan tol dalam kota berlangsung cukup lancar.  Di dalam bus Mbak Inces bercerita sekilas mengenai kawasan Ancol termasuk kisah dan legenda SI Manis Jembatan Ancol,  setelah sekitar 25 menit Bus tiba di kawasan Penjaringan dan parkir di tepi jaan raya. Rombongan wisata religi kemudian berjalan kaki sekitar 5 menit menuju kawasan masjid uar Batang  Kalau kita tidak mau jalan kaki, ada juga bajaj dan becak yang menawarkan jasanya.
Sesampainya di depan kompleks masjid, ada tempat parkir yang tidak terlalu luas dan hampir penuh dengan kendaraan  Gapura yang dicat warna putih dengan hiasan lengkungan yang cantik tampak sangat kontras dan serasi dengan bangunan masjid yang memiliki dua buah menara yang menjulang di kejauhan.  Memasuki pelataran masjid tampak tempat wudu dan juga beberapa prasasti yang menjelaskan ringkasan sejarah masjid dan makam keramat ini
Di salah satu sudut pelataran ada sebuah sumur tua dan di atasnya ada tempayan besar berisi air karomah. Penziarah diperbolehkan mengambil air karomah ini sepuasnya walau ternyata ada juga gerai yang menjualnya dalam kemasan botol air mineral
Siang itu, suasana di masjid dan makam lumayan ramai  Setelah berfoto bersama, kami juga diceritakan sekilas mengenai sejarah masjid ini.  Pada prasasti di depan masjid dijelaskan jika masjid ini dulunya berupa musala keci dan dibangun pada 1737 eh Sayid Husein bin Abu Bakar bin Abdillah Al-Aydrus dan memiliki arsitektur gabungan Eropa dan Hindu serta sudah dijadikan sebagai bangunan Cagar Budaya.
Saya kemudian masuk ke dalam masjid dan di bagian kiri depan terdapat ruangan makam keramat sang Habib bersama dengan asistennya yang etnis Tionghoa Bernama Haji Abdul Kadir. Â Yang menarik lagi adalah asal usul nama Luar Batang yang ternyata berasal dari kejadian aneh ketika beliau akan dimakamkan. Â Pada awalnya sang habib akan dimakamkan di kawasan Tanah Abang, namun setiap kai jenazahnya diusung di dalam kurung batang, secara Ajaib selalu keluar sendiri, sehingga akhirnya diputuskan untuk dimakamkan di sini
Setelah sekitar 30 menit menjelajah di masjid dan makam keramat uar batang, wisata religi dilanjutkan dengan mampir ke Jakarta Islamic Centre di kawasan Tanjung Periuk  Dalam perjalanan Mbak Inces bercerita sekilas mengenai asal usul JIC yang dulunya merupakan tempat lokalisasi PSK terbesar di Jakarta dan terkena dengan nama Keramat Tunggak  Singkatnya tempat ini berubah seratus delapan puluh derajat dari tempat penuh maksiat menjadi tempat yang ibadah yang penuh berkah.