Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Malin Kundang: Film Perdana Rano Karno Lebih Setengah Abad Lampau

23 Maret 2024   08:12 Diperbarui: 23 Maret 2024   08:13 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rana Karno & Fifi Young: Skrinsyut

Kisah Malin Kundang merupakan kisah legenda dari Sumatra Barat yang masih sering diceritakan hingga saat.  Kalau kita sempat berkunjung ke Pantai Air Manis di kota Padang ada juga batu dan relief yang mirip seorang pemuda yang sedang bersujud lengkap dengan tambang dan pernak-pernik lain yang kini menjadi tempat wisata. Bahkan ada sebagian orang yang percaya bahwa itu adalah tubuh Malin Kundang yang dikutuk menjadi batu oleh sang bunda karena menjadi anak durhaka.  

Bagi penggemar film nasional, mungkin masih ingat bahwa kisah Malin Kundang ini juga pernah diabadikan di layar perak lebih setengah abad yang lalu, yaitu pada tahun 1971 dengan Bintang cilik yang sangat tenar yaitu Rano Karno.  Bagi yang ingin melihat bagaimana penampilan Rano ketika masih kecil, bisa menyaksikan film Malin Kundang ini.

Film ini dimulai dengan menceritakan kisah Main Kundang dan adiknya Puti.  Ibu Malin yang sudah menjanda diperankan Fifi Young hidup susah dan selalu membayangkan bahwa suaminya yang seorang pelaut masih akan pulang. Untungnya Malin merupakan anak yang sangat berbakti, cepat kaki dan ringan tangan membantu di warung tetangga sehingga mendapatkan upan barang dan lauk keperluan sehari-hari.

Suatu ketika, ada rombongan kapal yang dipimpin oleh nakhoda mendarat di kampung muara  Sang nakhoda yang tidak mempunyai anak akhirnya tertarik untuk mengangkat Malin sebagai anak dan mengajaknya berlayar.

Singkat cerita Malin ikut berlayar dan sempat kembali berkunjung ke Kampung Muara.  Saudara angkat Malin Kundang, Langlang Buana sempat jatuh hati kepada Puti adik Malin dan akhirnya menikah dan tinggal di kampung itu.  Malin kemudian kembali berlayar.  

Waktu cepat berlalu. Malin kini sudah menjadi saudagar dan berhasil mempersunting sorang puteri sehingga bergelar sebagai pangeran. Suatu waktu kapal mereka berlayar dan puteri ingin minum air kelapa muda sehingga kapal mereka mendarat di Kampung Muara.

Di sinilah Malin disambut oleh ibunya. Namun Malin tidak mau mengakui ibunya dan akhirnya kapalnya kembali berlayar dan kemudian terserang badai.  Tidak lama kemudian setelah badai reda , ternyata di Pantai itu ada patung yang dianggap tubuh Malin yang sudah berubah menjadi batu.  Bahkan di batu itu dengan jelas terlihat mata uang yang dipakai sebagai kalung yang pernah diberikan ibunya ketika Malin pergi merantau dulu. 

Ada beberapa hal menarik yang perlu dicatat dalam film ini. Yaitu pemeran Malin Kundang ketika dewasa adalah Putu Wijaya yang merupakan seorang sastrawan. Uniknya sosok Putu Wjaya memang sama sekali tidak mirip dengan Rano Karno yang memerankan Malin sewaktu kecil.  Dalam film ini pula Malin Kundang sendiri yang menyebutkan bahwa dirinya akan berubah menjadi batu jika tidak ingat akan ibunya ketika besar nanti, sedikit berbeda dengan versi legenda yaitu ibunya yang mengutuk Malin karena tidak mau mengakuinya sebagai ibu.

Walaupun bagaimana, cerita ini tetap mengandung pesan moral yang sangat menalam, yaitu seorang anak tetap harus berbakti kepada orang tua dan tidak boleh durhaka. Apalagi tidak mengakui ibunya yang miskin setelah sukses.   

Film ini pula merupakan film pertama Rano Karno yang kemudian mengantarnya menjadi Bintang cilik terkenal pada masa 1970 an dan kariernya sebagai Bintang film terus bersinar selama beberapa dekade. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun