Senja sudah menjelang ketika saya  kembali berjalan kaki menuju ke Stasiun Metro Amir Timur yang persis  terdapat di depan Hotel Uzbekistan.  Kalau kemarin kami beramai-ramai kesini, sekarang saya benar-benar sendirian.  Di loket saya kemudian membeli kartu elektronik untuk naik transportasi umum baik metro maupun bus di Tashkent yang bernama Atto Card. Mungkin mirip dengan  Jaklingko atau sejenisnya di Jakarta.  Yang sedikit membedalkannya adalah penampilannya yang lebih cantik, mirip dengan kartu kredit lengkap dengan 16 angka serta bulan dan tahun kadaluwarsa, Kartu ini saya beli dengan harga 20 Ribu Sum.
Tujuan utama saya kali ini adalah untuk melihat beberapa tempat yang menarik di Tashkent dan juga stasiun metro lainnya yang belum sempat dikunjungi bersama-sama kemarin. Tempat pemberhentian pertama adalah Independence Square atau Mustakillik Maydoni. Â Letak stasiun ini hanya satu perhentian saja dari Amir Timur Station di Chilonzor Line. Â Kalau kemarin kami hanya lewat saja, sekarang saya turun di stasiun Mustakillik Maydoni
Stasiun ini tampak sangat mewah bak sebuah istana raja. Seluruh lantai, dinding dan langit-langitnya terbuat dari marmer. Lampu-lampu kristal yang berpendar bergantung dari langit-langit stasiun yang juga berhiaskan ornamen dengan pola geometris yang cantik. Tiang-tiang besar berderet rapi sepanjang dua jalur kereta yang ada di sini. Â Di lantai yang terbuat dari marmer juga terdapat pola yang menggambarkan Bintang yang konon melambangkan kesuksesan para kosmonaut Uni Soviet dalam menaklukkan ruang angkasa.
Ketika akan keluar stasiun, saya sempat membaca tulisan Kirish Mumkin Emas yang merupakan suatu frasa dalam bahasa Uzbek yang cukup menarik karena kata Kirish sendiri mirip dengan bahasa Turki yang berarti masuk atau enter  sedangkan kata Mumkin mengingatkan saya akan bahasa Arab yang berati mungkin atau bisa.  Lalu apa arti kata emas?  Sejenak saya minta bantuan gadjet dan menemukan makna kata emas yang artinya bukan atau it is not.  Jadi Kirish Mumkin Emas berarti bahwa ini bukan jalan masuk.Â
Saya kemudian keluar dari stasiun dan menaiki tangga yang lebar. Suasana cukup sepi di stasiun ini dan kemudian saya muncul tepat di sebuah lapangan maha luas di pusat kota Tashkent, yaitu Independence Square. Â Lapangan ini bisa disamakan dengan Monasnya Tashkent. Â
Monumen yang langsung menarik perhatian adalah kolonade yang terdiri dari 16 pilar yang terbuat dari marmer. Di bagian tengahnya ada patung dengan tiga ekor bangau dan bola dunia yang memang menjadi lambang Uzbekistan. Â Di sis lain juga masih ada beberapa patung bangau. Di sini terdapat deretan air mancur dengan kolam-kolam yang indah. Â Sejenak saya berjalan di taman dan duduk di tepi kolam sambil bersantai melihat orang-orang yang lalu Lalang dan juga kendaraan yang ada di jalan raya. Â Kota Tashkent terasa sangat hijau dan cantik serta penuh dengan taman-taman yang indah. Â Konon di sinilah dirayakan upacara setiap hari kemerdekaan Uzbekistan pada 1 September. Â Dan lapangan pernah juga dinamakan Lenin Square dan dilengkapi dengan sebuah atung Lenin ketika Uzbekistan masih menjadi salah satu republik Soviet.