Pagi baru saja merekah ketika saya dan Mas Agus meninggalkankah hotel dan berjalan kaki di Kota Tua Bukhara. Berbeda dengan cuaca di sing hari yang hangat, suhu udara pagi itu lumayan sejuk.Â
Gadget saya menunjukkan angka 13 derajat Celsius dan karenanya sehelai sweter hangat ikut melindungi diri dari sejuknya udara di pagi itu.
Bahauddin Naqasabandi Ulitsa yang biasanya ramai masih sangat sepi. Toko-toko dan pedagang kaki lima pun belum ada yang buka. Berjalan pagi di suasana yang sepi memberikan nuansa yang berbeda dan tampak cukup mengasyikkan.Â
Tujuan utama kami pagi itu adalah kembali mampir ke Masjid dan Menara Kalon untuk melihat pantulan cahaya matahari yang bergerak pada pintu gapura atau iwan masjid Kalon.
Kami kemudian tiba bangunan berkubah yang juga biasanya ramai dengan penjual sovernir, karpet, keramik dan berbagai jenis rempah khas Uzbekistan.Â
Nama kubah ini adalah Trading Dome atau Toqi Sarrafon yang memiliki maknanKubah Money Changer karena dulunya di tempat ini banyak terdapat money changer di Bukhara. Kubah-kubah yang cantik itu tampak jauh lebih cantik di pagi itu.Â
Lengkungan gerbang dengan kubah di atasnya serta latar belakang langit biru dengan semburan rona cahaya kemerahan sang surya yang baru muncul seakan mengucapkan selamat pagi buat siapa saja yang berada di sana.Â
Kami terus berjalan kemana saja kaki melangkah. Deretan bangunan tua dengan warna krem coklat muda menjadi warna yang ada dimana-mana. Dinding bata tua, dan juga kubah serta menara masjid dan madrasah yang banyak menghiasi langit Bukhara.