Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menembus Garis Batas 24: Masjid Kalon dengan 288 Kubah nan Indah

18 Oktober 2023   12:50 Diperbarui: 18 Oktober 2023   12:55 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

salah satu sudut masjdi: Dokpri
salah satu sudut masjdi: Dokpri

"Salah satu tempat yang paling indah untuk mengambil foto ada dari titik  di sini," tiba-tiba saja Mas Agus menarik saya ke salah satu sudut di dekat ruangan masjid dan kemudian melihat ke halaman Tengah dengan lengkungan iwan, monumen martir segi delapan beratap kubah serta menara dan pisthak utama di kejauhan. Permainan cahaya dengan gradasi gelap terang yang nyaris sempurna membuat pemandangan di sini sangat luar biasa.  Salah satu tempat yang paling cocok buat mengambil gambar masjid Kalon dari dalam dengan menara di kejauhan.

Input sumber gambar
Input sumber gambar

Di bagian lain masjid saya melihat ruangan yang dipakai untuk salat.   Di dekat pintu tampak rak untuk menaruh alas kaki. Sebagian lagi sepatu dan sandal hanya disimpan di tepian karpet warna maroon dengan pola ornamen geometris yang cantik. Sementara karpet warna hijau menutupi ruangan solat yang terletak di antara tiang-tiang yang menopang kubah-kubah kecil yang ada di atap masjid. 

Tiang dan relung: Dokpri
Tiang dan relung: Dokpri

Selain kubah utama yang besar  dan megah berarana biru lazuardi, masjid Kalo ini memang sangat unik karena di kelilingi oleh atap yang berhias 288 buah kubah kecil. Kubah-kubah ini disokong oleh 208 buah pilar.  Konon atap berkubah yang jumlahnya ratusan ini berfungsi sebagai system akustik yang sempurna hingga ucapan imam dapat di dengar di seantero masjid walau tanpa menggunakan pengeras suara.  Sekarang ini, hanya sebagian ruangan berkubah yang dijadikan tempat salat, khususnya di dekat masjid utama. Sementara di kedua sisinya tampak sebagian sedang direnovasi dan  deretan tiang, tembok, dan lengkungan yang berwarna putih menyiratkan nuansa sakral yang magis.  Saya sempat melihat seorang lelaki yang memakai sarung putih sedang berjalan di antara tiang-tiang ini.

Saya kemudian kembali ke halaman Tengah. Di sini pemandangan pohon. Relung-relung masjid dan menara masih menyiratkan keindahan dan kemegahannya yang kontras dengan langit kota Bukhara yang sore ini tampak jernih tanpa awan setitik pun.

Madrasah Mir I Arab: Dokpri
Madrasah Mir I Arab: Dokpri

Senja kian menjelang. Tiba waktunya untuk meninggalkan masjid dan kembali berjalan kaki mengeliling kota tua Bukhara.  Di depan masjid, saya kembali mengagumi menara yang menjulang tinggi serta Madrasah Mir I Arab yang ada tepat di seberang masjid.  Senja ini, kami tidak sempat mampir ke madrasah ini, tetapi saya berjanji akan kembali esok atau lusa untuk menikmati kemegahan dan keindahannya.

Sambil berjalan dengan langkah-langkah panjang, sebagian hati saya seakan tertinggal di Masjid Kalon dengan menaranya yang mengah.  Sebuah masjid yang memiliki nama dengan makna besar dan megah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun