Dari Masjid Bolo Hauz, kami berjalan kaki dengan perlahan menyusuri tembok nan tebal dan angkuh Ark of Bukhara yang ada di sebelah kiri kami. Lumayan jauh perjalanan itu dan perbedaan kecepatan Langkah kaki membuat jarak antara yang paling depan dan paling belakang di rombongan kian jauh. Karena dinding tembok selalu berada di sebelah kiri, maka saya merasa seakan-akan sedang tawaf di Bukhara. Â Â
Sesekali kendaraan tuk-tuk menawarkan jasanya untuk mengantar ke Masjid Kalon, dan sesekali rombongan turis dari India yang ramai-ramai naik tuk-tuk bersorak gembira meninggalkan deru suara yang germersik riang.
Dari jauh, sudah tampak Menara Kalon yang megah di damping oleh iwan atau Gapura Masjid dan juga kubahnya yang biru berkilau memantulkan sinar sang surya. Â Sementara di ujung kiri juga tampak kubah madrasah Mir I Arab yang sekilas mirip bagaikan bayangan kubah masjid dalam cermin.Â
Akhirnya saya pun tiba di lapangan  atau halaman yang dikelilingi oleh bangunan-bangunan paling dahsyat di Bukhara.  Masjid Kalon di sebelah kanan, Menara Kalon di hadapan yang menjulang tinggi dan madrasah Mir I Arab di sebelah kiri.  Kebetulan di lapangan ini banyak anak-anak berseragam pakaian taekwondo sedang berbaris rapi. Rupanya ada kejuaraan taekwondo di Bukhara dan dipusatkan di sini. Â
Siang sudah menjelang senja, namun sinar Mentari masih bersinar terik di Bukhara. Â "Butun Jahon Taekwondo Wt Kuni 4.09.2023." demikian terpampang pada spanduk yang menutupi sebagian fasad muka madrasah. Kata ini kalau diterjemahkan bebas bisa berarti World Taekwondo Day.
Guljan, sang pemandu wisata masih terus bercerita, mungkin ada sebagian kisah yang saya leatkan, tetapi ada beberapa yang masih saya ingat terutama ketika berkisah tentang Menara Kalon. Â Menara yang ada di depan masjid ini memang dibangun untuk melengkapi masjid yang pada masanya pernah menjadi yang terbesar di Asia Tengah. Â Menara ini menurut Guljan selesai dibangun pada 1127 Â untuk melengkapi masjid Kalon.
Walaupun begitu sebenarnya di lokasi ini sudah ada masjid dan bahkan tempat ibadah kaum Zoroaster sebelumnya. Â Konon pada abad ke X sudah ada menara di lokasi ini yang runtuh karena gempa bumi pada 1068. Â Setelah itu sebuah menar kayu kemudian dibangun namun akhirnya runtuh juga. Sampai akhir nya menara yang sekarang ini dibangun ketika Arslan Khan yang berasal dari Dinasti Kharakhanis berkuasa pada awal abad ke XII.
Sekilas saya melihat bangunan yang tinggi menjulang sekitar 45 meter dan konon menjadi bangunan tertinggi di Bukhara dan mungkin Asia Tengah selama ratusan tahun. Â Bagian bawahnya berbentuk bulat dengan dia meter 9 meter dan makin ke atas makin mengecil sehingga di puncaknya dia meternya tinggal 6 meter.Â