Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menembus Garis Batas 21: Abu Nawas Versi Bukhara

13 Oktober 2023   07:17 Diperbarui: 13 Oktober 2023   07:21 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto:  Agustunus Wibowo

Salah satu keistimewaan  Khoja Nasrudin sehingga  beliau dianggap sebagai sosok yang sangat dihormati dan juga pahlawan rakyat di kawasan Asia Tengah adalah karena kesederhanaan, kebijakan, keluguan, kejujuran yang sekaligus tetap memegang teguh tradisi dan orisinalitas.  Ketika berkunjung ke banyak tempat wisata di Bukhara, banyak dijual buku-buku cerita mengenai Khoja Nasserudin yang ditulis dalam berbagai bahasa.  Konon kisah dan cerita tentang sang Khoja merupakan kisah humor yang mengandung satir dan sindiran bagi para penguasa dan pejabat yang korup, pengecut dan terkadang munafik,  Karena itulah kisah-kisah tentang Khoja Naseruddin menjadi legenda yang terus hidup di Asia Tengah, termasuk di Bukhara ini.

Akan tetapi saya sendiri pernah mendengar bahwa beliau sesungguhnya bukan hanya ada dalam legenda. Bahkan di Turki ada makam sang Khoja yang memiliki nama lengkap Khoja Naseruddin Effendi di Aksehir.  

Bahkan menurut mas Agus, orang Uyghur di Tiongkok juga percaya bahwa sosok Naseruddin ini berasal dan lahir di Xinjiang dan memiliki nama Afandi. 

Foto: Agustinus Wibowo
Foto: Agustinus Wibowo

Ternyata sosok yang sama juga pernah saya baca dalam buku pelajaran bahasa Arab dan disebut dengan Juha.  Bahkan legenda mengenai Abu Nawas dari Bukhara ini juga ada di berbagai negara Timur Tengah hingga Iran dan juga India hingga sampai ke sebagian negara Eropa.  Dengan sebutan yang berbeda namun mirip dengan berbagai gelar seperti Mullah dan Khoja. 

Siapa pun dia, selama saya di Bukhara saya mencoba meyakini bahwa beliau memang lahir dan hidup di Bukhara dan sangat dicintai oleh rakyat dari dahulu hingga kini. Bahkan kisah mengenai sang Khoja pernah dibuat ke layar perak di zaman Soviet, salah satunya berjudul Nasruddin di Bukhara pada tahun 1943. 

Yang juga tidak kalah menarik adalah banyaknya anak-anak yang bermain dengan riang di monumen ini. Bahkan sesekali mereka mencoba naik ke punggung keledai. Ternyata hal ini dikarenakan adanya semacam kepercayaan bahwa anak-anak yang diletakkan di punggung keledai ini nantinya akan memiliki hidup yang penuh kesenangan dan kegembiraan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun