Jalan-jalan pagi  hari di Samarkand, tepatnya di Ulitsa Tashkentkaya yang sekarang berganti nama Islam Karimov Street sangat nyaman.  Udara pun cukup bersahabat kali ini. Temperatur di gadget menunjukkan sekitar 32 derajat Celscius.  Menurut Mas Agus ketika mampir ke Uzbekistan bulan Juli lalu, suhu udara bisa mencapai lebih 44 derajat di siang hari.
Dengan menenteng tas belanjaan dan peci doppa khas Uzbek bertengger manis di kepala, saya melangkah dengan mantap dan hati yang gembira ke destinasi berikut, yaitu Masjid Bibi Khanum, sebuah masjid yang sangat megah dan paling besar pada zamannya dan dinamakan berdasarkan nama salah seorang istri kesayangan Amir Timur, yaitu Bibi Khanum yang berasal dari Tiongkok.  Â
Selain itu, di dalam tas plastik saya pun ada tempelan kulkas bergambar Amir Timur yang gagah serta putri cantik yang konon adalah Bibi Khanum, salah satu istri Amir Timur yang paling favorit.
Dari kejauhan kompleks Masjid Bibi Khanum ini terlhat megah dengan beberapa menara yang tinggi dan tiga buah kubah bersar yang berwarna biru. Tiak salah dan tidak dapat disangkal bahwa Samarkand pun mendapat julukan  Kota Kubah atau City of Domes.
Â
Sejenak rombongan kami berhenti di depan gapura atau pishtak atau kadang juga disebut Iwan utama yang menjulang megah setinggi  sekitar 40 meter.  Dari kejauhan sudah tampak bertapa besar dan megah masjid ini.Â
Pintu gerbang utama atau gapura alias Pistachnya memiliki arsitektur yang khas Asia Tengah dengan pengaruh  Perisa yang sangat kuat, Tampak ornamen dengan pola geometris mendominasi fasad muka gapura ini.  Juga ada kaligrafi kufi dan pintu masuknya sendiri merupakan pintu dari kayu yang seakan-akan menjadi pintu ketiga dari lengkungan yang membentuk titik lancip di puncak.  Kami pun segera berfoto berama dengan latar belakang gapura ini.