Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Eksperimen Teknik Anotype & Cyanotype di Ruang Garasi

26 September 2023   09:49 Diperbarui: 26 September 2023   11:31 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabtu pagi itu, saya kembali bertandang ke Ruang Garasi di Kawasan Gandaria di dekat Halte Trans Jakarta Mayestik. Kalau pada kunjungan pertama lalu untuk melihat pameran Lukisan Batik Gaya Sari Koeswoyo, kali ini untuk ikut serta dalam  Acara  Visual Art Mini Workshop  yang meliputi Eksperimen Melukis dengan Teknik Anotype dan Cyanotype serta Memahat atau membuat patung dengan Gadget melalui Voxel Art.   Wah nama dan istilah yang masih asing buat saya dan mungkin juga sebagian pembaca.  Yuk kita bahas lebih rinci.

Sesampainya di Ruang Garasi, beberapa teman peserta Koteka Trip sudah ada di sana baik, Mbak Mutiah, Pak Sutiono dan juga Mbak Ervita serta Mbak Hida.   Tidak lama kemudian Mbak Rindhu juga datang menggenapi geng Koteka yang akan ikut eksperimen melukis ini.

Nyonya Rumah: Dokpri
Nyonya Rumah: Dokpri

Mbak Kana sebagai Nyonya rumah sudah siap menyambut dengan berlimpahnya makanan dan kudapan serta minuman yang disediakan buat kami nikmati baik sebelum, selama dan sesudah acara. Ada nagasari, lontong, serta kopi teh, coklat dan berbagai minuman lainnya. 

Mas Ari sebagai tutor juga sudah siap dengan berbagai peralatan yang ada meja kecil. Ada berbagai jenis dedaunan baik selederi, daun papaya serta daun0daun yang saya tidak ketahui namanya. Juga ada berbagai zat kimia dan alkohol 70%, berbagai jenis kertas dan kanvas serta kuas dan juga ember lengkap dengan air dan deterjen di dalamnya.  Juga ada gelas plastik kecil yang sudah disiapkan dan berisi berbagai cairan warna-warni, baik kunyit untuk warna kuning kecokelatan, ada juga kopi untuk warna coklat kehitaman serta warna hijau.   

Mas Ari: Dokpri
Mas Ari: Dokpri

Eksperimen pertama adalah dengan Teknik Anotype yang kadang disebut juga dengan Anthotype, yaitu Teknik melukis atau mencetak dengan menggunakan tumbuhan atau dedaunan atau sari bebuahan tanpa menggunakan zat kimia.   Pertama-tama Mas Ari memberikan contoh bagaimana menggunakan kuas dan kemudian meletakan pola dedaunan dan kemudian mengeringkannya dengan bantuan kipas angin selama beberapa menit. Setelah dicuci dengan deterjen yang ada di ember, baru  dihias dengan dedaunan atau bunga yang kita suka dan kemudian dijepit dalam frame kaca lalu dikeringkan atau dijemur di panas matahari selama dua jam.

Eksperimen dengan Kunyit: Dokpri
Eksperimen dengan Kunyit: Dokpri

Satu persatu anggota Koteka Trip kemudian mencoba dan mempraktikkan cara Anotype ini.  Mbak Hida menggunakan warna kuning kecokelatan yang berasal dari kunyit, Pak Sutiono menggunakan warna Hijau dan saya sendiri mencoba menggunakan warna cokelat dari kopi. 

Dijemur: Dokpri
Dijemur: Dokpri

"Daun apa saja boleh dicoba untuk dipakai, tetapi jangan pakai daun bambu karena cepat layu," demikian Mas Ari memberi saran.   Saya mencoba menghias kertas kecil yang sudah berhias siraman rona warna cokelat dari air kopi dengan daun pepaya dan bunga-bunga kecil.  Lalu dijepit dalam frame dan kemudian di jemur di panas matahari.  Di sini berjejer beberapa karya dadakan kami yang terlihat lumayan cantik berkilauan di bawah sinar sang surya di kawasan Jakarta Selatan.

Setelah itu, eksperimen dilanjutkan dengan menggunakan Teknik Cyanotype, yaitu dengan bahan yang mengandung zat kimia.  Sebelumnya Mbak Kana membagikan sarung tangan plastik agar tidak terkena zat kimia yang mungkin membuat tangan menjadi gatal-gatal.  Ada dua jenis zat kimia yang biasanya digunakan yaitu Ferric Ammonimu Citrat dan Potasium Ferriccyanide.   Dengan Teknik Cyanotype ini, kami dibagikan kertas dalam ukuran yang lebih kecil.  Mas Ari kemudian memberikan contoh dengan menggunakan kuas dan memberikan warna dasar hijau di kertas.  Satu per satu anggota Koteka Trip kemudian membuat karyanya masing-masing dan bahkan diberi nama agar nanti tidak tertukar.

Setelah kertas diberi cairan dengan kuas dan kemudian dibiarkan untuk mengering, baru kemudian diberikan dedaunan atau bunga yang kita sukai dan kemudian proses yang sama dilanjutkan namun dalam waktu yang lebih singkat saja.  Nah hasil cetakan Blue Print saya sendiri tampak cantik dengan gambar daun papaya dan bunga kecil-kecil yang manis dan cukup menarik.

Teknik Cyanotype ini menggunakan bahan kimia yang memiliki zat dasar Ferrit atau besi yang jika terkena udara akan memberikan warna biru yang cantik. Konon Teknik ini pertama kali diperkenalkan pada abad ke 19 dan dengan Teknik inilah istilah Blue Print atau Cetak Biru pertama kali dikenal.

Ternyata dalam workshop singkat ini, kami sudah bisa mengenal Teknik dasar melukis atau mencetak foto dengan cara Anotype dan Cyanotype.

Tidak terasa, azan menggema dari masjid yang letaknya tidak jauh dari Ruang Garasi.   Sebagian anggota Koteka Trip membeli makan siang dan sebagian lagi pergi ke masjid.  Setelah makan siang acara dilanjutkan dengan Voxel Art, yaitu membuat gambar tiga dimensi dengan menggunakan laptop atau hape.

Mas Rakoes: Dokrpi
Mas Rakoes: Dokrpi

Acara ini dipandu oleh Mas Rakhmat Koes yang sering juga dipanggil Rakoes.  Siang itu bergabung juga Keluarga Mas Niko yang datang bersama istri dan keempat anak kembarnya yang berusia sekitar 10 tahun.  Wah empat anak kembar ini terdiri  sepasang anak lelaki yang kembar identik dan sepasang anak perempuan yang manis.   Sangat menyenangkan melihat keempat anak yang masih berusia sekitar 10 tahun ini bermain dengan cekatan mengikuti instruksi Mas Rakhmat.  

Sekitar jam 3.30, setelah salat Asar, acara terakhir di hari itu di ruang garasi adalah Diskusi sebuah Buku yang berjudul Panggung Sindirwara karya Mas Ronny Setiawan yang diulas oleh Mas Sanro.  Buku ini merupakan Kumpulan 13 esai mengenai dunia film dan performing art atau panggung pertunjukan.

Diskusi Buku: Dokpri
Diskusi Buku: Dokpri

Diskusi mengenai buku ini cukup ramai dan seru walaupun pesertanya hanya beberapa orang saja, yaitu kami dari Koteka Trip dan beberapa orang lagi yang merupakan pelaku dan pengamat dunia seni, film dan panggung pertunjukan.  

Sekitar pukul 17.30 baru lah deretan acara di Ruang Garasi selesai dan kami semua berfoto bersama dengan Nyonya  rumah Mbak Kana yang baik hati dan ramah.   

Walau tubuh cukup lelah mengikuti seluruh acara sejak pagi, kami pulang naik Trans Jakarta dengan hati yang riang gembira.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun