Acara Europe on Screen di berbagai venue di Jakarta terus berlangsung dengan meriah. Ada lebih 73 film dari sekitar 24 negara Eropa yang ditayangkan hingga tanggal 25 Juni 2023 besok, Asyiknya film ini juga ditayangkan dengan gratis dan tidak perlu memesan tiket sebelumnya alias first come first serve. Â Dan biasanya juga kapasitas tempat duduk selalu tersedia pagi penggemar film-film Eropa. Â Asyiknya lagi terkadang juga diadakan sesi tanya jawab, serta quiz dengan berbagai hadiah yang menarik.
Yang perlu dilakukan hanyalah scan QR dan kemudian mengisi data pribadi seperti nama, email dan nomor hape di form yang secara otomatis kita sudah terdaftar sebagai penonton. Dalam waktu bilangan detik, tiket dan lembaran daftar acara sudah berpindah tangan. Bahkan kadang0kadang diberi juga hadiah seperti majalah dari Irlandia. Â Bahkan kalau koneksi gadget kita sedang lemot, mbak atau mas panitia juga dengan senang hati akan meminjamkan hape mereka agar calon penonton bisa mendaftar dan mendapatkan tiket.
Namun ada kejadian yang tidak biasa ketika saya ingin menyaksikan salah satu film yang akan diputar, yaitu film Austria berjudul Alma & Oscar yang dalam bahasa aslinya berjudul Alma und Oskar. Â Film ini ternyata merupakan sebuah biopik atau kisah nyata yang mengisahkan kisah cinta yang romantis dan penuh dengan adegan yang lumayan membaut penonton menahan napas.
Film yang disutradarai Dieter Berner ini berkisah tentang Alma, salah seorang bangsawan Wina pada awal abad ke XX.  Di usianya yang relatif muda, Alma sudah menjadi janda kembang ketika suaminya, Gustav Mahler, serang komponis terkemuka meninggal dan meningggalkan  seorang putri remaja dan harta yang cukup banyak.  Namun hubungan Alma dan suaminya ketika masih hidup pun sudah terasa kurang harmonis.  Alma dengan terang-terangan menyatakan bahwa gairahnya kurang dapat tepuaskan oleh sang suami yang usianya terpaut cukup jauh.
Alma akhirnya memeliki hubungan khusus dengan Oskar Kokoschka, seorang seniman dan pelukis yang sangat berbakat dan juga kebetulan ditugaskan membuat topeng kematian sang suami. Â Film ini menggambarkan hubungan keduanya yang sangat menggebu-gebu diselingi oleh sikap Oskar yang begitu posesif dan pencemburu. Sementara Alma sendiri berpetulang asmara dengan beberapa lelaki muda seperti salah seorang arsitek dari Berlin. Walter Gropius. Â
Hubungan kisah romantik antara Alma dan Oskar di tengah-tengah karya seni, surat cinta, rasa cemburu dan situasi sebelum hingga pecahnya Perang Dunia Pertama ini digambarkan dengan sangat cantik alam film ini. Â Bahkan Oskar pernah menyebutkan kalau Alma adalah Monalisa seperti dalam lukisan Leonardo Da Vinci.
Walaupun begitu, keduanya ditakdirkan untuk tidak pernah Bersatu dan kisah cinta yang romantik ini harus menemui akhirnya. Bagaimana serunya film Austria ini, tentunya hanya dapat disaksikan sendiri di layer lebat pada Europe on Screen.
Namun ada hal yang tidak biasa ketika para penonton antre untuk mendapatkan tiket. Kalau biasanya hanya mengeluarkan hape untuk melakukan scan dan mendaftar, kali ini penonton juga harus menunjukkan KTP atau identitas lainnya yang bisa membuktikan kalau calon penonton sudah berusia 21 tahun ke atas.
Tentunya cukup seru menyaksikan film ini. Â Apakah ada yang sudah menonton film ini?
Judul: Alam & Oscar