Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Khouw Kheng Nio, Pilot Perempuan Pertama di Nusantara

20 Juni 2023   08:15 Diperbarui: 22 Juni 2023   05:41 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada banyak informasi yang didapat mengenai dimana dan bagaimana nona Khouw ini belajar terbang, tetapi status nya sebagai nona dapat dirujuk dari berbagai surat kabar berbahasa Belanda yang terbit baik di Indonesia maupun Belanda.  
Khouw Kheng Nio kemudian mewarisi bisnis keluarga ketika kakak nya yang juga seorang pilot yaitu Khouw Khe HIen meninggal pada kecelakaan pesawat di Lapangan  Terbang Cililitan pada 21 Februari 1938.


Setelah itu tidak terdengar lagi kiprahnya sebagai pilot melainkan melanjutkan dan membesarkan bisnisnya hingga membuka kantor  pusat di Batavia dan beberapa cabang di Bogor, Sukabumi dan Bandung . Bahkan perusahaannya mempunyai karyawan lebih dari 300 orang dengan puluhan ribu pelanggan.


Yang menarik dicatat dalam sejarah perintis kedirgantaraan di Hindia Belanda adalah kiprah sang kakak lelakinya, Khouw Khe Hien.
Kecintaannya pada pesawat dan dorongan bisnis membuatku ingin memiliki pesawat pribadi agar leluasa bepergian ke berbagai tempat. Akhirnya Khouw memesan sebuah pesawat kepada a salah seorang temannya dan sebuah pesawat pertama buatan Bandung bernama Walraven 2 pun hadir.  

Dengan pesawat bermesin ganda yang memiliki registrasi PK-KKH (inisial nama Khouw Khe Hien), ia sempat menggemparkan negeri Belanda karena berhasil terbang ke Eropa selama 18 hari berangkat dari Lapangan Terbang Andir yang sekarang menjadi Hussein Sastranegara menuju ke Schipol di Amsterdam.  Peswat ini hanya bisa muat dua awak pesawat,  yaitu sang pilot Letnan Kees Terluin dan KKH sendiri.  Bahkan Anthony Fokker, sang arsitek pesawat Fokker yang legendaris dan kelahiran Blitar pun ikut menyambut di Amsterdam.    Berkat keberhasilan eksepedi terbang jarak jauh ke Eropa ini, Khouw sempat memiliki rencana untuk memproduksi pesawat ini secara massal, namun tidak terlaksana karena Ia sendiri akhirnya tewas pada kecelakaan pesawat di Lapangan Terbang Cililitan pada 1938.

Demikian sekilas cuplikan kisah yang mungkin sudah terlupakan mengenai penerbang wanita dan sosok yang pernah menghiasi sejarah kedrigantaraan di Indonesia pada era Hindia Belanda.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun