Kalau kita naik pesawat baik domestik atau internasional, biasanya ada beberapa kelas baik kelas ekonomi, kelas bisnis ataupun kelas utama. Â Terkadang ada juga maskapai yang menawarkan kelas ekonomi premium. Â Â
Sementara itu, ada juga Low Cost Carrier yang menawarkan konfigurasi satu kelas, yaitu seluruh kursi atau tempat duduk merupakan kelas ekonomi. Hal ini tentunya agar satu pesawat bisa mengangkut penumpang lebih banyak.Â
Pesawat jenis A320 misalnya bisa mengangkut lebih dari 180 penumpang bila konfigurasinya tempat duduknya hanya menawarkan kelas ekonomi saja. Â Bahkan pesawat Airbus 380 sendiri sebenarnya bisa mengangkut sekitar 800 penumpang lebih jika konfigurasinya satu kelas yaitu kelas ekonomi saja. Walau hingga saat ini belum pernah ada maskapai yang berani memesan pesawat A380 dengan konfigurasi ini.
Namun terbang dengan banyak penumpang di dalam kelas ekonomi, terutama untuk penerbangan longhaul memang terasa kurang nyaman. Â Bahkan bila kurang bergerak Selma penerbangan bisa menyebabkan suatu gejala penyakit yang disebut Economy Class Syndrome atau nama resminya adalah Deep Vein Thrombosis, yang bahkan bisa menyebabkan kematian.
Economy Class Syndrome ini terjadi bila seseorang duduk dalam waktu yang lama tanpa bergerak seperti yang mungkin terjadi bila kita duduk di kelas ekonomi dalam suatu penerbangan pesawat B747 yang penuh dengan penumpang, dan kebetulan duduk di kursi tengah sehingga malas bergerak atau mengganggu penumpang lainnya.Â
DVT merupakan gejala terbentuknya gumpalan darah di dalam pembuluh darah vena jauh di dalam tubuh seperti di paha atau betis. Â Penderita DVT biasanya mengalami sakit otot, betis yang bengkak dan kemerahan dan bahkan dalam kasus yang lebih serius bisa merambat ke paha hingga pinggul. Â Â
DVT bisa menyebabkan kematian jika gumpalan darah dalam vena ini pecah dan menyumbat ke dalam paru-paru dan menghalangi aliran darah ke jantung yang disebut dengan gejala  Pulmonary Embolism atau Emboli Paru.  Hal ini bisa menyebabkan penderita pingsan dan bahkan kematian mendadak.
Nah karena itu, Singapore Airlines pernah menawarkan suatu penerbangan long haul atau jarak jauh dengan satu konfigurasi kabin, yaitu all business class dengan menggunakan pesawat A340-500. Â Pesawat Airbus dengan empat engine Rolls Royce Trent 500 dengan jarak jelajah yang lumayan jauh ini mampu terbang dengan lebih dari 18 Â menempuh jarak lebih dari 16 Ribu Kilometer.
Tidak mengherankan bila Singapore Airlines merupakan maskapai pertama yang menggunakan A340-500 untuk ultra non stop Singapore Los Angeles menempuh lebih dari 14 ribu kilometer dengan waktu terbang hampir 16 jam. Â Â Karena hanya memiliki konfigurasi kelas bisnis, jumlah tempat duduk pun hanya sekitar 100 tempat duduk dengan kursi yang bisa diubah menjadi Flat Bed alias tempat tidur yang nyaman. Â Tentu saja pelayanan selama terbang belasan jam itu tidak akan membuat penumpang bosan karena selain layanan makanan dan minuman, hiburan dalam penerbangan atau inflight entertainmentnya juga sangat beragam.Â
Penerbangan yang dimulai pada tahun 2004 ini seakan menjadi pionir untuk ultra Longhaul flight yang kemudian dilengkapi dengan penerbangan Singapore Newyork , yang hingga kini masih merupakan salah satu penerbangan non stop terjauh.Â