Pagi tadi, saya membuka arsip-arsip lama yang mungkin sudah bertahun-tahun tersimpan di lemari buku. Secara tidak sengaja, saya menemukan beberapa dokumen yang bisa menceritakan kembali kilasan sejarah transportasi baik di dalam negeri maupun mancanegara yang saya pernah kunjungi. Â Dengan sekedar melihat dan bercerita, kita dapat napak tilas perkembangan teknologi dalam bidang transportasi.
Sebagian besar yang saya temukan adalah tiket pesawat terbang, walau ternyata ada juga tiket kereta api atau ferry. Â Nah untuk itu ada baiknya sedikit bercerita tentang pengalaman naik pesawat terbang di zaman dahulu. Ketika tiket masih ditulis secara manual dan boarding pass pun kadang hanya berupa sebuah kartu yang ditempelkan stiker nomor kursi.Â
Namun yang masih sempat saya temukan adalah sebuah tiket yang masih berupa buku dimana setiap sektor penerbangan akan disobek jika sudah digunakan. Â Tiket ini berasal dari tahun 1989, dengan rute Hong Kong, Tokyo Osaka Hong kong Singapura dan Jakarta. Â Dan terdapat juga tag bagasi yang kala itu berupa stiker dengan menunjukkan nama kota. Â TYO yaitu menunjukkan nama kota Tokyo.
Lalu saya juga menemukan sebuah boarding pass yang unik karena tanpa nama. Namun memiliki no. kursi  dan kota tujuan. Karena sebagian besar ditulis dalam aksara Hanzhi,  perlu beberapa lama untuk mengingat kembali maskapai mana kah ini. Yang bisa dilihat hanyalah kota tujuan yaitu Beijing yang ditulis dalam aksara Hanzhi dan three letter code yaitu PEK serta tempat duduk yang ditulis dengan coretan menjadi 4F walau aslinya adalah 1 A yang sudah tercetak.  Akhirnya saya ingat bahwa ini adalah penerbangan maskapai China Southern yang pernah saya ikuti dari Guilin pada sekitar Mei 1997, kurang lebih 26 tahun yang lalu.Â
Â
Masih di era sebelum ada bar code, saya juga menemukan sebuah potongan boarding pass, kali ini berbahasa Perancis. Ternyata merupakan penerbangan Air France AF 256 dari CDG Charles de Gaulle Terminal 2 C ke Djakarta atau CGK. Â Selain nama tertulis juga kelas yang dinaiki yaitu kelas Tempo, tempat duduk, Boarding Gate yaitu C87 dan waktu boarding. Â Yang menarik adalah Djakarta yang memang merupakan cara orang Perancis menulis nama kota Jakarta seperti Yakarta yang merupakan cara menulis Jakarta dalam bahasa Spanyol. Penerbangan ini pun berasal dari Tahun 1997.Â