Bulan Ramadhan merupakan bulan yang istimewa buat umat Islam di seluruh dunia. Bukan hanya orang dewasa, anak-anak pun ikut menikmati bulan Ramadhan itu dengan segala suka dan dukanya. Bulan ini dianggap sebagai bulan yang mulia, penuh Rahmat, kedermawanan dan juga bulan penuh pengampunan. Â Puncaknya, ketika Ramadhan berakhir, tibalah hari Raya Idul Fitri atau Lebaran yang sangat dinanti-nantikan.
Nah bagaimana dengan kisah dan nostalgia bulan Ramadhan di zaman dahulu? Â Tentunya berbeda dengan zaman sekarang yang serba modern dan padat dengan teknologi. Waktu sahur atau buka, ada gadget yang bisa mengingatkan kita, dan masih banyak lagi segala kemudahan yang diyawarkan oleh teknologi. Â Yuk kita simak delapan hal yang ada di zaman dulu dan mungkin kini sudah jarang atau bahkan sudah tidak mungkin ada lagi.
1,Berpuasa di Abad ke 14 Hijriah. Â Â
Kalau sekarang kita berpuasa di abad ke 15 Hijriah atau tepatnya tahun 1444 Hijriah, maka sebagian orang yang mengalami era tahun 1970 an  dan sebelumnya, pernah mengalami dan merasakan bagaimana suasana berpuasa di akhir abad ke 14 Hijriah.  Saya masih ingat misalnya November tahun 1973 bersamaan dengan Ramadhan tahun 1390 H.  Tentu saja kita tidak mungkin lagi mengalami abad 14 Hijriah, kecuali ada yang bisa menciptakan mesin waktu untuk kembali kea bad lampau.
2.Sekolah Libur sepanjang bulan. Â Â
Waktu itu sekolah diliburkan sepanjang bulan puasa dan baru masuk lagi sehabis Lebaran.  Namun karena Lebaran jatuhnya juga sudah bulan Oktober dan tidak lama lagi kenaikan kelas, maka akhir tahun, bisa merupakan libur  sangat panjang yang saling susul menyusul. Â
3. Â Istilah Puasa dan Sembahyang masih lebih banyak dipakai.Â
Nah ini juga mungkin luput dari perhatian anak-anak sekarang yang lebih banyak memakai istilah salat dan saum untuk sembahyang dan puasa. Dulu istilah sembahyang dan puasa yang lebih dominan.Â
4. Membangunkan Sahur Keliling Kampung. Â Â
Kalau sekarang di kota -kota kebanyakan sewaktu sahur dibangunkan dengan dering jam dan ditemani oleh siaran TV, dulu biasanya  anak-anak dan remaja  lah yang membangunkan penduduk dengan berkeliling kampung sambil membunyikan berbagai  musik seadanya  dan berteriak sahur-sahur
5. Berbagai Permainan Tradisional
Bulan puasa biasanya identik dengan petasan dan kembang api. Â Maka permainan ini walau kadang berbahaya tetap dimainkan oleh anak-anal. Para remaja bisa bermain petasan sementara anak-anak yang lebih kecil bermain kembang api yang dianggap lebih aman. Â Namun ada satu permainan tradisional yang lebih seru lagi, yaitu Meriam bambu yang suaranya lebih menggelegar dan sering dimainkan saat menjelang berbuka atau ngabuburit.
6. Puasa Setengah Hari dan Hadiah
Mungkin tradisi ini juga masih ada hingga saat ini dimana sebagian anak-anak, terutama yang berusia di bawah 8 Â tahun biasanya hanya menjalankan puasa sampai setengah hari. Â Sementara anak-anak yang lebih besar biasanya dijanjikan akan mendapat hadiah apabila bisa menjalankan puasa sampai sebulan penuh,
7 Ngabuburit di dekat Langgar atau Masjid
Kalau sekarang banyak sekali remaja dan orang tuan yang ngabuburit atau menunggu waktu berbuka dengan jalan-jalan ke mal. Maka di masa itu kebanyakan anak-anak ngabuburit di lapangan yang ada di dekat masjid atau langgar.  Di sini  anak-anak bisa bermain berbagai macam permainan tradisional yang sekarang mungkin sudah jarang dimainkan lagi.  Ada bermain gobak sorong, main kelereng, main taplak, dan masih banyak lagi.Â
8. Saatnya mendapat pakaian dan sepatu baru
Ketika bulan Ramadhan sudah berlangsung lebih dari dua puluh hari, maka anak-anak bisanya sudah merengek minta dibelikan baju, celana, sarung, ataupun sepatu dan kopiah baru. Â Tentu saja sangat menyenangkan bagi anak-anak walau bisa saja sangat memusingkan bagi orang tua, terutama yang keadaan ekonominya kurang baik. Â Â Tetapi orang tua biasanya akan mendahulukan segala keperluan anak dibandingkan keperluan mereka sendiri.
Demikian  delapan  hal yang terjadi di bulan Ramadan di masa kecil dahulu yang  sebagian  mungkin sudah tidak mungkin di alami lagi. Apa lagi dengan semakin modernnya teknologi dan perubahan zaman. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H