Masjid Lautze, nama ini sudah saya kenal sejak beberapa dekade yang lalu, namun baru kali ini saya sempat menyambanginya bersama dengan Festival Kebinekaan yang dibawakan oleh Wisata Kreatif  Jakarta.Â
Dari luar, bangunan masjid ini tampak unik karena sebenarnya sama dengan bangunan di sekitarnya yang merupakan rumah toko berlantai empat yang berada di Jalan Lautze, kawasan Sawah Besar, Jakarta. Yang membedakannya adalah ornamen dan hiasan serta cat bangunan yang meriah dengan kombinasi warna merah kuning dan tambahan genteng mirip kelenteng Tionghoa.
Karena kebetulan bersamaan waktunya dengan makan siang, saya memulai kunjungan di masjid ini dengan makan Bakmi yang ada di depan masjid.Â
"Penjualnya adalah seorang mualaf yang Bernama Ko Ahui," demikian jelas Mbak Ira kepada kami. Â Ternyata bakmi Ko Ahui ini lumayan lezat dan istimewa. Â Â
Saya kemudian masuk ke dalam ruangan masjid di lantai satu. Â Nuansa Tionghoa yang lebih mirip kelenteng langsung menyambut. Warna karpet yang hijau dengan garis kuning, deretan pilar bukat warna hijau serta dinding di dekat mimbar dan mihrab yang dominan warna merah serta hiasan dan ornamen yang khas Tionghoa memberikan suasana yang unik. Â Di mihrab juga ada dua lukisan kaligrafi khas Tionghoa yang cantik. Â Pada mimbar yang terbuat dari kayi ada lambang Yayasan Haji Karim Oey juga dengan kombinasi warna merah hijau dan kuning emas.
Dinding merah itu diberi hiasan berupa stempel khas Tionghoa berbentuk bujur sangkar Namun kalau kita lebih teliti, ternyata merupakan lafaz Allah dalam huruf hijaiah yang harus dibaca dengan memutar posisi masing-masing 90 derajat. Â Di dinding sebelah kanan masjid yang warnanya kuning emas dihias bentuk relung dan di dalamnya dipajang lukisan kaligrafi khas Tionghoa. Â
Ada yang bertuliskan Basmalah, Kalimat syahadat, Hamdalah, dengan bentuk sederhana dan hanya goresan kuas khas Tionghoa yang unik. Di bagian dinding belakang juga ada kaligrafi dengan kalimat syahadat yang berbentuk persegi panjang dan sekilas mirip perahu.Â
Tempat wudhu masjid ini juga unik karena dindingnya dilapisi keramik warna merah yang memberikan kesan sebuah kelenteng, Di bagian lain ada tangga untuk menuju ke lantai atas dan rak sandal atau sepatu yang berwarna hijau.