Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenang Kembali 12 Tragedi yang Diakui Pemerintah sebagai Pelanggaran HAM Berat

12 Januari 2023   21:44 Diperbarui: 12 Januari 2023   21:51 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam sejarah modern Indonesia, selama puluhan tahun setelah merdeka, banyak terjadi peristiwa dan sejarah yang menggambarkan pasang surut kehidupan sosial, ekonomi politik dan budaya bangsa ini. Ada yang gilang gemilang dan tidak sedikit juga sejarah kelam yang sering secara sadar atau tidak sering kita sangkal pernah terjadi.

Namun, kali ini, presiden, atas nama negara, dengan tulus hati dan besar jiwa mengakui adanya 12 peristiwa pelanggaran HAM berat yang pernah terjadi di negeri ini di masa lalu. 

Sekarang mari kita bahas sedikit lebih banyak mengenai peristiwa-peristiwa yang digolongkan sebagai pelanggaran HAM berat yang terjadi sejak 1965 hingga 2003 itu:

1.Peristiwa 1965/66  

Banyak yang mengasosiasikan peristiwa kelam 1965/66 ini dengan PKI. Karena itu banyak orang yang langsung mengernyitkan kening setiap kali pemerintah ingin mengakui adanya pelanggaran berat seakan-akan ingin minta maaf kepada PKI.   Yang perlu dipertegas bahwa pelanggaran HAM berat pada masa itu bukan hanya terjadi kepada PKI atau simpatisannya saja. Tetapi lebih dari itu, banyak masyarakat umum yang bukan PKI atau sama sekali tidak tahu apa-apa pun ikut menjadi korban.  Suatu periode yang memang sangat kelam dalam sejarah yang tidak boleh kita sangkal memang pernah terjadi. Dan Semoga tidak pernah terjadi lagi. Tidak ada angka yang pasti berapa jumlah korban peristiwa ini, ada yang menyebut 500 ribu jiwa ada pula yang menyebut 1,5 bahkan hingga 3 juta jiwa?

2. Peristiwa Talangsari Lampung 1989,

Peristiwa ini pun merupakan sejarah kelam pelanggaran HAM berat yang hingga saat ini tidak pernah selesai penanganannya,  Terjadi pada 7 Februari 1989 di desa Talangsari, Rajabasa Lama, Lampung Timur. 

Peristiwa ini masih berhubungan dengan penerapan asas tunggal Panca Sila sehingga bila ada kegiatan kelompok yang dianggap membahayakan Panca Sila bisa langsung ditumpas habis.   Menurut catatan Komnas HAM, ada sekitar 130 orang meninggal dan puluhan lainnya  disiksa dan mendapat perlakuan kejam yang hingga kini pun masih belum tuntas. Jumlah korban pasti pun tidak diketahui.

3. Peristiwa Penghilangan Orang Secara Paksa 1997-1998,

Ini adalah serangkaian peristiwa yang terjadi di masa kacau akhir orde baru  hingga masa reformasi.  Banyak sekali aktivis dan orang-orang yang dianggap berbahaya dan kritis terhadap orde baru harus dihilangkan baik diculik dan kemudian dibunuh.  Sebagian tokoh itu selamat, tetapi sebagian masih hilang tidak tentu rimbanya. Salah satunya adalah Widji Thukul.

4. Peristiwa Rumoh Geudong Aceh 1998,

Peristiwa ini terjadi semasa konflik GAM dengan pemerintah RI yang menyebabkan penerapan DOM di Aceh. Nah pada masa itu Rumoh Geudong yang terletak di Dea Bili, Kabupaten Pidie, Aceh dijadikan markas TNI sejak 1989-dampai pembakaran masa pada 1998.

Konon saat rumah ini dijadikan markas sering terjadi banyak orang ditangkap, diinterogasi dan terjadi kekerasan termasuk perkosaan yang digolongkan sebagai pelanggaran HAM berat.  Jumlah korban juga tidak dapat dipastikan.

5. Kerusuhan Mei 1998.

Peristiwa ini sangat terkenal sebagai salah satu peristiwa kelam di Indonesia selain peristiwa 1965/66.   Peristiwa terjadi baik di Jakarta maupun berbagai kota besar di Indonesia pada 13-14 hingga 15 Mei yang merupakan pembakaran rumah dan toko serta perkosaan terhadap etnis Tionghoa.

Walaupun etnis Tionghoa yang menjadi sasaran, tetapi banyak pula yang bukan etnis Tionghoa ikut menjadi korban terutama saat beberapa pusat perbelanjaan dibakar massa tidak dikenal.  Hingga saat ini peristiwa ini pun terus menjadi kontroversi. Pada masa itu banyak etnis Tionghoa yang eksodus ke berbagai negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

6. Tragedi Trisakti, Semanggi I, dan Semanggi II,

Tragedi Trisakti merupakan penembakan terhadap mahasiswa yang demo menuntut mundur presiden Suharto di Kampus Universitas Trisakti pada 12 Mei 1998. Akibatnya 4 mahasiswa tewas dan puluhan luka-luka.  Peristiwa ini menjadi semacam prolog untuk kerusuhan Mei yang terjadi sesudahnya.

Sementara  Semanggi I dan II merujuk kepada demo atau protes mahasiswa dan masyarakat kepada pemerintahan transisi Indonesia setelah runtuhnya Orde Baru.   Semanggi I terjadi pada 11-13 November 1998 yang menyebabkan 17 warga sipil tewas sementara Semanggi II terjadi pada 24 September 1999 yang menyebabkan 1 mahasiswa dan 17 warga tewas serta puluhan atau mungkin ratusan orang luka-luka.

7. Peristiwa Pembunuhan Dukun Santet 1998-1999,

Peristiwa ini terjadi di kawasan Banyuwangi dan sekitar nya pada 1998-hingga 1999 yang menyasar orang-orang yang dituduh sebagai dukun santet. Bahkan kemudian melebar juga kepada sebagian santri dan kyai.  Jumlah korban motif dan pelaku pun hingga saat ini tidak jelas, tetapi ratusan orang juga yang menjadi korban.

 

8. Peristiwa Simpang KKA Aceh 3 Mei 1999,

Peristiwa ini dikenal juga sebagai tragedi Dewantara atau Krueng Geukeuh dan terjadi di Kecamatan Dewantara. Masih berhubungan dengan GAM di Aceh dengan TNI dimana terjadi penembakan terhadap massa yang sedang demo.  Ada 23 orang meninggal dan lebih 30 orang terluka dalam insiden ini.

9. Peristiwa Wasior 2001

Peristiwa ini sebenarnya berasal dar konflik ekonomi antara perusahaan dan masyarakat lokal di Wasior, Papua.  Namun akhirnya melibatkan aparat berupa Brimob dan TNI dan juga Gerakan separatis OPM.. Akhirnya terjadilah kekerasan dan pelanggaran HAM berat dengan masyarakat sebagai korban.

10. Wamena 2001,

Peristiwa Wamena pada April 2003 juga merupakan konflik antara masyarakat Papua yang diawali dengan pencurian di Gudang senjata yang menyebabkan anggota TNI tewas. Namun kemudian TNI pun membalas dengan kekerasan yang menyebabkan korban di pihak masyarakat.

 

11.Peristiwa Jambo Keupok Aceh 2003,

Peristiwa di Aceh Selatan ini terjadi pada 17 Mei 2003 dan masih ada hubungannya dengan GAM.  Peristiwa diawali dengan adanya informasi anggota GAM di kampung Jambo Keupok dan ketika TNI mencoba mencari anggota GAM tersebut terjadi kekerasan dan pelanggaran HAM yang menyebabkan belasan orang mengalami kekerasan hingga pembunuhan dan juga pembakaran rumah-rumah.

12. Penembakan Misterius (Petrus) 1982-1985.

Kalau ini peristiwanya kembali di zaman Orde Baru. Ketika itu sering terjadi penembakan terhadap orang yang dianggap penjahat terutama yang memiliki tato di tubuh. Orang yang dianggap  penjahat itu tiba-tiba meninggal ditembak oleh orang tidak dikenal dan mayatnya ditinggalkan saja di jalan.  Tetapi bisa saja yang menjadi korban bukan penjahat.

Peristiwa ini menyebabkan banyak rang yang memiliki tato menjadi ketakutan dan mencoba menghapus tatonya. Tidak ada catatan yang pasti mengenai jumlah korban karena ada yang menyebut 2000 -- 3000 atau mungkin lebih.

Demikian sekilas rangkuman mengenai 12 peristiwa dan tragedi yang saat ini sudah diakui sebagai pelanggaran HAM berat di tanah air yang dilakukan oleh negara dan mungkin Sebagian rakyat terhadap rakyat yang lain.  Walau ada sebagian golongan yang masih mencoba menyangkal. Ada baiknya pengakuan ini menjadi suatu Langkah maju agar kejadian serupa tidak pernah lagi ada di negeri kita.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun