Destinasi pertama jalan-jalan naik Uncal bersama KOTEKA Trip dengan Dinas Pariwisata Kota Bogor adalah Kampung Batik Cibuluh yang terletak di Neglasari. Â Perjalanan menuju kampung ini melewati jalan-jalan di kota Bogor dimana Uncal yang kami naiki menjadi pusat perhatian warga. Â Selain jalan-jalan kami juga menikmati penjelasan dan cerita-cerita menarik tentang Bogor yang dibawakan oleh Kang Arif.
Sebelum sampai di Kampung Buluh, Uncal kami melakukan U turn dan kemudian berhenti di pintu masuk Kampung Buluh yang merupakan jalan atau gang yang tidak terlalu lebar. Sebelumnya kami juga melewati sebuah bangunan apartemen yang terdiri dari beberapa menara yang terlihat terbengkalai.
Di pintu gerbang kampung, pemandu lokal yaitu Teh Anya dan Teh Ayu siap menyambut dan memperkenalkan diri. Â Kami kemudian beriringan berjalan memasuki kampung yang dindingnya dipenuhi dengan mural bermotif batik. Â Di sudut jalan dekat pintu masuk gang juga ada tulisan Kampung Batik Cibuluh yang sayangnya tidak dapat difoto secara utuh karena tertutup dengan sebuah mobil yang sedang parkir.
Teh Anya kemudian menjelaskan bahwa Kampung Batik Cibuluh ini sudah ada sejak 2019 dan terdiri dari beberapa gerai atau workshop Batik. Â Kebetulan saat itu juga sedang ada warga yang sedang melakukan hajatan nikahan. Â Di dekat salah satu lapangan juga ada petunjuk arah dengan tulisan berbagai gerai Batik Seperti Batik Sedulur, Batik Melinda, Batik Pancawati, Batik Melangit, Batik Bumiku, kedaung Kujang dan Gaziseri.
"Kita akan berkunjung ke empat atau lima gerai batik saja disesuaikan dengan waktu yang tersedia." Demikian jelas Teh Anya sambil meminta peserta Koteka Trip untuk mengikutinya meleati jalan-jalan di Kamung Buluh. Â Walau jalannya sempit Sebagian rumah-rumah di sini juga memiliki kendaraan roda empat yang diparkir di teras tumah. Â Wah saya membayangkan bagaimana sulitnya memarkir kendaraan di tempat yang sempit itu. Kebetulan saat kami berjalan sempat melintas sebuah kendaraan warna merah yang harus berjalan perlahan dan tidak ada kendaraan lain yang bisa berpapasan walaupun roda dua sekalipun.
Gerai atau workshop pertama yang kami kunjungi adalah Batik Sedulur. Menurut Teh Anya, nama Sedulur dipakai karena gerai ini memang didirikan oleh satu keluarga yang masih bersaudara. Â Kami sempat masuk ke dalam rumah dan menyaksikan demonstrasi seorang gadis yang sedang membuat batik cap. Â Sementara di pojok lain ada perempuan lain yang sedang, menjahit kain baik untuk dijadikan pakaian. Â Ada juga berbagai produk yang dipamerkan dan beberapa peserta sempat bertanya-tanya harga kain batik.