Naik Kereta Cowboy Melewati Terowongan Terpanjang di Indonesia dalam Kegelapan

Sebagai sosok yang hobi berpetualang ke berbagai pelosok negeri di dunia ini, banyak sudah moda transportasi yang telah digunakan. Untuk jarak jauh antar benua, tentu saja transportasi udara menjadi primadona karena kecepatan dan efisiensinya. 

Walaupun begitu, tidak ada moda transportasi yang penuh dengan kenangan dan nostalgia yang sangat unik seperti kereta api.   Jaringan rel kereta api di Indonesia sendiri masih sangat terbatas dibandingkan dengan tanah air kita yang sangat luas terbentang dari Barat ke Timur.

Hingga 77 tahun sejak merdeka, jaringan kereta api di Indonesia masih terkonsentrasi di pulau Jawa dan sebagian Sumatra saja. Bahkan sebagian besar jalur tersebut juga merupakan warisan dari jaman Belanda.

Baca juga: Balai Yasa Manggarai, Bengkel Kereta Api yang Mirip Hangar Pesawat Terbang

Yang bikin miris lagi adalah sangat banyak jaringan kereta api yang dulunya ada namun kemudian hilang karena sejak tahun 1980-an dianggap tidak ekonomis dibandingkan transportasi jalan raya.  

Saya bahkan masih ingat di kota kecil kelahiran saya sendiri dulunya ada sebuah stasiun kereta api, namun sekarang stasiun itu tinggal kenangan dan rel di sekitarnya kemungkinan besar sudah hilang terkubur jalan raya.

Salah satu jalur kereta api yang pernah saya jajal dan hingga kini sangat berkesan karena sangat unik dan mungkin tidak pernah bisa diulang kembali adalah naik kereta api menuju ke Pangandaran. 

Atau lebih spesifik adalah jalur Banjar -- Pangandaran.   Ketika itu, tahun 1978 dan sekolah kami mengadakan studi wisata ke Pangandaran dengan naik kereta api.  

Baca juga: Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan Hobby Memelihara Kura-kura Sulcata & Red-Foot

Foto Screen Shot dari Pinterest

Baca juga: Melewati Surga dan Neraka Menuju Milfred Sound

Studi wisata ini tentu saja sekalian dengan tugas menulis makalah  tentang struktur bebatuan  geografi yang ada di pantai Pangandaran.  Saya masih ingat bahwa kelompok saya menulis tentang Pantai Batu Hiu yang unik sebagai tugas mata pelajaran Geografi.  

Untuk sampai ke Pangandaran dari Yogyakarta, sekolah menyewa 2 gerbong kereta khusus untuk murid sekolah yang terdiri dari empat kelas.  Jumlah murid mungkin sekitar 140 atau 150 orang didampingi dengan beberapa orang guru.