Siang menjelang sore ketika saya tiba di stasiun Tangerang setelah hampir dua jam naik KRL dari Bekasi dengan transit di stasiun Duri. Â Wah kangen sekali berkunjung ke kota ini setelah beberapa tahun tidak mampir, terutama karena pandemi Covid.
Tujuan saya memang hanya ingin jalan-jalan ke sekitar kota Tangerang dan melihat-lihat tempat yang dulu pernah didatangi atau mungkin dulu belum sempat dilihat. Â Tentu saja dengan berjalan kaki. Â
Keluar stasiun saya belok kiri menyusuri pertokoan di Jalan Ki Asnawi.Â
Waktu menunjukkan sekitar  pukul 3.45 sore.  Tidak banyak orang yang berjalan kaki di sini karena penumpang kereta kebanyakan melanjutkan perjalanan naik angkot atau ojek.  Â
Deretan toko menyambut, salah seorang penjaga toko menyapa dengan menanyakan barang apa yang saya cari. Â "cari apa beh?" Tanya nya. Â Saya hanya menjawab dengan tersenyum di balik masker sambil menggelengkan kepala dan melanjutkan perjalanan. Â
Sampai di persimpangan dengan Jalan Kisamaun, saya bertemu dengan Masjid Agung Al Ittihad. Saya kemudian belok kiri dan melanjutkan perjalanan ke Pasar Lama.
Deretan gerobak berbagai jenis makanan menyambut kedatangan saya di pintu gerbang Pasar Lama.  Ada sebuah panggung atau pos beratap melengkung mirip tenda dengan tulisan Kawasan  Wisata Pasar Lama. Â
Sore itu suasana agak sepi ketika saya memasuki jalan atau lebih tepatnya Gang Cilame. Ada petunjuk arah ke Benteng Heritage Museum. Â Kalau pagi gang ini sangat ramai dengan lapak yang menjual apa saja, saat ini kebanyakan lapak sudah tutup kecuali masih ada beberapa penjual yang sedang siap-siap menutup lapak.
Saya berjalan terus hingga sampai ke Benteng Heritage Museum. Saya ingat sudah beberapa kali mampir ke sini. Tentu saja kalau ingin masuk mesti datang agak pagi  atau siang.  Museum berbentuk rumah dengan arsitektur Tiongkok berlantai dua ini tampak sepi, hanya ada bendera merah putih yang sore itu tidak berkibar karena memang tidak ada angin.