"Selamat Datang di Pantai Baron," Demikian tertulis pada pintu gerbang sederhana  yang berbentuk Gapura. Sore itu, kani kembali ke Pantai Baron.  Selain berwisata, tujuannya juga untuk berkunjung se seorang sobat yang kebetulan memiliki usaha warung makan di sini.Â
Kendaraan langsung diparkir di dekat deretan warung yang sore itu terlihat kebanyakan sepi pengunjung, maklum waktu makan siang sudah lewat. Â Sepanjang jalan menuju pantai banyak sekali warung yang kebanyakan menawarkan makanan laut.Â
Akhirnya kami sampai di warung dan setelah sejenak bercengkerama ditawarkan makan sore. Menunya lumayan asyik berbagai jenis ikan dan makanan laut yang lezat.
"Kebanyakan ikan dibeli dari nelayan di panai ini, kecuali udang yang diambil dari tempat lain,"" demikian jelas ibu sobat saya yang dengan ramah terus bercakap-cakap dan melayani dengan ramah.
Selesai makan, barulah saya memulai jalan-jalan menuju ke pantai. Namun saya sedikit terkejut ketika ternyata di hadapan saya ada sebuah sungai yang lumayan lebar dengan banyak perahu yang bersandar dan juga mondar-mandir menyeberangkan pengunjung. Di seberang sungai sana baru lah terdapat pantai Baron.
Yang menarik adalah warana perahu nelayan yang umumnya dicat warna biru. Tunggaljaya, Fortuner 07, Pawitjaya, Sarlex, Sri Bintang, demikian nama-nama yang ada pada badan perahu dan dicat putih. Â
Perahu nelayan ini umumnya memiliki cadik dan Sebagian memiliki tiang dengan bendera warna merah dan oranye. Â Sementara di seberang ada lagi deretan perahu yang digunakan untuk menyeberang sungai. Walau sama berwarna biru, perahu ini umumnya tidak bercadik.