Perjalanan di kawasan Malioboro belum selesai. Â Kalau sebelumnya saya memulai dari Kawasan Gedung Agung hingga dekat persimpangan kereta api di Stasiun Tugu, kini saya memulai perjalanan sebaliknya yaitu dati utara ke selatan. Mulai Malioboro, Margo Mulyo hingga terus ke selatan ke Alun-alun Utara.Â
Tentu saja Sebagian besar sudah dilihat dalam perjalanan ke arah utara, tetapi sekarang kita khususkan tempat dan sudut yang mungkin tadi tidak sengaja terlewatkan. Salah satunya adalah makin banyaknya pejalan kaki yang menikmati suasana malam di jalan raya yang ditutup untuk kendaraan. Bahkan bus Trans Jogja yang sudah terlanjur masuk di Malioboro juga terpaksa mundur dan harus melewati jalan-jalan kecil di sekitar.
Di teras Malioboro 2, saya melihat ucapan selamat datang dalam berbagai bahasa, baik Indonesia, Inggris, Arab, Rusia, Korea, Jepang, Jawa,, Perancis dan juga Jerman, Â Lalu dijelaskan mengenai produk apa saja yang ditawarkan baik di Teras Malioboro 1 maupun 2 seperti suvenir, kerajinan, oleh-oleh dan lesehan, Â Di halaman Teras ini, musik masih dimainkan dengan bersemangat.
Terus berjalan ke selatan, saya menemukan deretan sepeda warna kuning yang diparkir rapi. Rupanya sepeda yang dapat disewa dengan menggunakan aplikasi seperti yang ada di Jakarta dan Bandung. Tetapi tetap agak sulit menemukan informasi lebih lengkap mengenai sepeda sewaan ini.
Deretan bangunan dengan atap khas Cina juga masih dominan di Sebagian gedung. Salah satunya terdapat pada gedung yang sekarang dijadikan Jogja Pasaraya, Starbucks Coffee, dan Polo Ralph Laurent ini.Â