Menyandang status ini tentunya Borobudur telah memenuhi berbagai standar dan persyaratan yang ditentukan UNESCO. Standar ini bahkan harus terus dijaga karena bila dilanggar ada kemungkinan suatu situs dihapus dari daftar sebagai Warisan Dunia. Â Â
Salah satu sebab mengapa Borobudur dianggap sebagai Warisan Dunia adalah karena adanya Outstanding Universal Value atau nilai-nilai universal yang luar biasa.Â
Yang juga mungkin jarang diketahui adalah status Warisan Dunia untuk Borobudur itu menjadi satu paket dengan Candi Mendut dan juga Candi Pawon yang secara keseluruhan disebut dengan Borobudur Compound. Â Â
Perlu juga di ingat bahwa Borobudur mendapatkan status ini setelah suatu restorasi besar-besaran atau kerja sama pemerintah Indonesia , UNESCO dan masyarakat internasional untuk menyelamatkan monumen ini agar tetap dapat disaksikan oleh generasi mendatang. Â
Pada saat restorasi tersebut, jutaan bongkah bebatuan di bongkar, diidentifikasi dan kemudian dipasang kembali pada posisi aslinya. Dan hasilnya adalah Candi Borobudur yang kita lihat sekarang.Â
Saya sendiri pertama kali berkunjung ke candi ini di akhir 1975, ketika Borobudur sedang direstorasi dan saat itu, kita hanya dapat berkunjung bagian tertentu i saja.
Setiap tahun UNESCO juga membuat suatu laporan dan memantau kondisi Warisan Dunia ini dengan melaporkan beberapa aspek yang diangga bisa membahayakan kelestariannya.Â
Berdasarkan laporan UNESCO , sejak 1991 hingga 2021 ada cukup banyak laporan mengenai ancaman terhadap Borobudur terutama dalam aspek Outstanding Universal Value yang dianggap menjadi salah satu faktor penentu mengapa Borobudur dinobatkan sebagai Wairsan Dunia.
Bahkan penetapan Borobudur sebagai salat satu Destinasi Super Priorotas  pada 2019 yang kemudian disusul dengan beberapa rencana proyek yang terlalu komersial dan mengundang lebih banyak lagi turis ke Borobudur juga dianggap bisa  membahayakan Outstanding universal Value tersebut.
Kesimpulannya Borobudur memang harus berpacu dan pandai menjaga keseimbangan sebagai warisan budaya , tempat ibadah sekaligus sebagai salah satu daya tarik wisata yang mau tidak mau harus bersentuhan dengan nilai-nilai ekonomi dan komersial. Di sinilah timbul tarik menarik antara menaikkan harga tiket serta memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk berwisata.