Setelah itu kami memasuki banyak sekali ruangan indah di istana ini, Â baik yang dihiasi oleh lukisan karpet, ruang makan yang mewah, ruang tidur buat raja dan ratu.Â
Selain patung, lampu kristal dan ornamen mewah berlapis emas, ruangan di dalam istana juga banyak dihiasi lukisan karpet. Sebagian ruangan juga tidak dibuka untuk umum.
Setelah mengembara sekitar 1 jam lebih di dalam istana, kami kemudian kembali ke luar dan sampai di Plaza De Armeria. Â Tidak jauh dari sini terdapat reruntuhan tembok tua yang disebut Arab Wall .Â
Tembok ini konon merupakan peninggalan Emir Muhammad I yang berkuasa di Madrid pada sekitar Abad ke IX atau X. Konon kata Madrid sendiri berasal dari kata dalam Bahasa Arab, Majrit yang berarti mata air atau air mancur.Â
Sementara di bagian belakang istana, juga ada sebuah taman yang luas bernama Campo de Moro. Sebuah taman yang dibangun pada abad ke XIX oleh Ratu Maria Chistina dan terinspirasi oleh Taman atau kebun di Inggris. Â Sebuah taman yang luas dan indah yang juga sempat lihat ketika berkunjung ke istana.
Namun nama taman ini sangat menarik yaitu Campo del Moro yang berarti Kampung orang Moro. Kata Moro sendiri dalam bahasa Spanyol ditujukan buat orang Arab atau Afrika utara yang beragama Islam dan sempat menguasai Spanyol dan Andalusia selama sekitar 7 abad. Â Â
Tempat ini dinamakan Campo del Moros karena  pada awal abad ke XII pernah dijadikan tempat berkemah pasukan muslim di bawah pimpinan Ali Bin Yusuf yang mencoba kembali untuk merebut Madrid setelah kematian Raja Alfonso VI.
Senja sudah menjelang. Dan Mentari tidak lama lagi akan kembali ke peraduan. Tiba waktunya untuk meninggalkan kawasan Palacio Real de Madrid dengan segala kenangan indah. Dengan harapan suatu saat bisa kembali lagi ke sini.
Madrid , Februari 1997.
Foto: dokpriÂ