Singkat kata, rombongan KOMIK yang berjumlah sekitar 20 orang lebih siap untuk berkeliling museum. Di ruang utama museum, Mas Deyan, petugas museum sekaligus pemandu wisata sudah siap menjelaskan sekilas mengenai sejarah Museum Penerangan dan artefak serta benda-benda yang dipamerkan.
"Museum ini didirikan pada 1993 di zaman Presiden Suharto dan sempat mengalami pasang surut seusai perkembangan zaman," jelas Deyan memulai ceritanya. Di dalam museum ini, pengunjung dapat lebih mengenal berbagai jenis alat komunikasi dari masa ke masa, baik dari bentuk yang paling sederhana seperti kentungan, hingga surat kabar, majalah, radio, Televisi, film hingga era informasi yang serba canggih.
Perjalanan di Museum Penerangan dimulai dengan napak tilas melewati Lorong waktu layanan informasi dan komunikasi sejak era kerajaan kuno di Indonesia hingga saat ini.
"Komunikasi massa dibagi dalam 5 bidang, yaitu pers dan grafika, penerangan umum, radio, televisi dan film," demikian Mas Deyan memulai penjelasannya sambal membawa kami melihat berbagai koleksi dan artefak berupa replika, patung, foto, diorama, dan koleksi asli benda-benda bersejarah dalam bidang komunikasi.
Benda pertama yang dipamerkan adalah sebuah kentungan tradisional yang merupakan alat paling sederhana dalam menyampaikan informasi di zaman dahulu yang mungkin juga masih digunakan hingga saat ini dalam berbagai bentuk.
Yang menarik juga dipamerkan sebuah mangkok merah yang merupakan media komunikasi tradisional suku Dayak yang biasanya digunakan untuk memberikan informasi dan komunikasi sehubungan dengan perang. Salah satu peristiwa yang terkenal alah Peristiwa Mangkuk Merah yang terjadi pada akhir 1967 di Kalimantan Barat.
Dalam tur singkat ini, kita dapat belajar sejarah singkat sejarah pers di Indonesia dan juga timbulnya studio radio sejak zaman pergerakan kemerdekaan hingga berdirinya Radio Republik Indonesia pada 11 September 1945.
Selain itu, banyak juga fakta mengenai sejarah lahirnya stasiun televisi pertama yaitu TVRI pada 1962 bersamaan dengan penyelenggaraan Asian Games ke 4 di Jakarta. Bahkan di museum ini juga kita dapat melihat foto Tim Piala Thomas Indonesia 1967 dengan Rudi Hartono muda yang kala itu harus kala dengan Malaysia 6-3 karena peristiwa Scheele yang kontroversial.