Pintu utama menuju ke ruang dalam terbuat dari kayu berukir yang cantik dengan warna plitur coklat yang menawan. Melewati pintu ini, saya kemudian disuguhi pemandangan interior masjid yang mempesona. Â Yang sangat menarik adalah langit-langitnya yang mengikuti lengkungan dinding dengan sepasang jendela yang berbentuk lengkungan memanjang. Setiap lengkung langit- langit ini membentuk interior kubah yang membentuk pola geomteris berbentuk bunga berwarna gabungan coklat , biru serta hijau kemerahan dengan rona yang mengagumkan.
Langit-langit interior di bawah kubah memiliki  hiasan  dengan pola yang indah lengkap dengan sebuah lampu kristal yang tampak mewah menambah keelokan masjid syiah ini.
Yang lebih membuat masjid ini unik adalah sebuah bendera Azerabaijan yang terpampang megah di atas bendera hitam. Bendera biru merah hijau dengan bulan sabit dan bintang berwarna putih di tengahnya ini lah yang mengingatkan bahwa kita berada di negri Eks Soviet dan bukan di negri para Mullah atau Iran.
Sementar mimbarnya terbuat dari kayu berplitur coklat dengan 5 buah anak tangga yang bertengger dengan manis tidak begiu jauh dari mihrab.
Tidak salah lagi, kita memang berada di Masjid Syiah. Apalagi  di salah satu sudut masjid terdapat sebuah kotak kayu bertuliskan Icheriseher Cuma Mescidi dimana terdapat perlengkapan sholat berupa batu karbala yang bisa digunakan penganut syiah.
Sementara itu pandangan langsung saya lemparkan ke lantai masjid yang ditutupi karpet sajadah berwarnah hijau muda dengan pola pembatas saf berwana kombinasi hitam putih.
Saya kemudian pindah ke bagian lain masjid dimana konon merupakan bagian dari masjid yang lama. Ternyata masjid ini aslinya pertama kali dibangun pada sekitar abad ke 12 dimana sebelumnya merupakan kuil penyembah api yang digunakan oleh penganut agama majusi yang memang merupakan kepercayaan mayoritas masyarakat di Azerbaijan sebelum datangnya Islam.