Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Misteri Petapa dan Suara Azan di Gua Gudawang

17 Desember 2019   08:46 Diperbarui: 18 Desember 2019   10:01 999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap perjalanan memiliki kisahnya sendiri.

Begitu pula perjalanan saya bersama “Koteka” (Komunitas Traveller Kompasiana) ke Gua Gudawang pada hari Sabtu 14 Desember 2019 lalu. Sebuah perjalanan yang menguak kembali rasa ingin tahu akan gua dan misteri yang tersembunyi di balik keindahannya,

dokpri
dokpri
Sekitar pukul 9 pagi rombongan kecil Koteka sudah berkumpul di sebuah kedai kopi dan roti di kawasan Sarinah. Sebuah mobil Elf dengan kapasitas 18 orang sudah siap mengantar kami yang hanya berdelapan: Bang Dizzman dan anaknya, Bu Muthiah, Mbak Dewi, Bang Rahab, Mbak Windhu, Mas Deta, dan tentu saja saya sendiri. 

Dengan kendaraan yang luas dan lapang ini kami pun memulai perjalanan sekitar pukul 9.30 pagi.

Mobil Elf dengan lancar menuju ke ke jalan tol Tangerang dan kemudian keluar di Karawaci dan setelah terjebak sedikit kemacetan di kawasan Islamic Village, mulai dengan lancar menuju ke kawasan Gua Gudawang di Desa Argapura, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor. Tentu saja setelah melewati daerah Parung Panjang dimana rute nya berupa jalan-jalan beton berdebu yang selalu dipadati dengan truk besar pengangkut pasir dan batu.

Setelah berkendara dua jam lebih, akhirnya mobil pun sampai. Terima kasih kepada telepon pintar yang menjadi petunjuk jalan.

dokpri
dokpri
"Goa Gudawang" demikian tertulis dengan warna putih pada papan nama belatar biru yang tergantung di pintu masuk utama kawasan wisata gua di Kabupaten Bogor ini. 

Halaman parkir yang cukup luas nampak lengang di Sabtu siang ini. Beberapa petugas menyambut kami dan bercerita bahwa jumlah pengunjung situs ini memang tidak menentu dan tergolong sepi.

Petugas yang bernama Mas Edo dan mengaku sudah bekerja di sini sejak duduk di SMP mulai menceritakan sekilas sejarah tempat wisata yang pertama kali dibuka sekitar tahun 1990-an ini.

dokpri
dokpri

Sementara itu di pojok halaman terdapat sebuah gardu atau pos kecil yang dulunya berfungsi sebagai tempat menjual tiket masuk. Di dalamnya ada sebuah papan keterangan yang menjelaskan sekilas mengenai Gua Gudawang. Ternyata nama Gudawang sendiri berasal dari kata kuda lawang yang berarti ekor kuda yang dikepang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun