Setelah terbang sekitar dua jam dari Bandara Halim Perdanakesumah di Jakarta, pesawat A320 Citilink yang membawa kami ke jantung Tanah Batak pun mendarat di Bandara Silangit di Siborong-borong, Sumatera Utara,
Bandara ini termasuk salah satu proyek pemerintahan Jokowi untuk menciptakan lebih banyak lagi kawasan wsata yang tidak kalah indah dengan Bali. Bandara Silangit letaknya memang tidak jauh dari Danau Toba sehingga dapat memberi akses lebih dekat dibandingkan dengan Bandara Kualannamu di Deli Serdang .
Ketika turun dari pesawat, suasana langit di Silangit sedikt tertutup asap yang masih mendera pulau Sumatera akibat kebakaran hutan. Bahkan pesawat yang berangkat lebih pagi dari Halim harus mendarat di Kualanamu.
Terlihat bangunan terminal yang cukup megah dari kejauhan. Tertulis nama Bandara Silangit dari sisi udara yang berdampingan dengan apron sementara penumpang harus berjalan sekitar 150 meter ke gedung terminal.
Yang menarik adalah ternyata masih ada bagian bangunan terminal yang nampak belum selesai atau sedang direnovasi.
Setelah mengambil bagasi, kami pun keluar terminal dan mencari transportasi untk menuju ke Parapat sekaligus jalan-jalan di kawasan Sibrong-borong dan Balige Akhirnya sebuah mobil Toyota Avanza dapat dicarter dari siang hingga malam dengan beberapa tujuan yaitu Huta Ginjang, Sipinsor, Pantai Bul-bul di Balige, Cafe Piltik dan kemudian menuju ke Parapat.
Sambil meunggu kendaraan, saya sempatkan berjalan-jalan di area luar Bandara. Ternyata bandara Silangit ini memang sedang direnovasi, khsuusnya di kawasan kesatangana domestik yang akan dirubah menjadi keawsan kedatangan internasional.
Selain itu ada juga sebuah musholah, tourist information centre yang terbuat , dan juga sebuah bus Damri yang menuju ke Dolok Sanggul, sebuah kota Kecamatan di Kabupatn Humbang Hasusdutan , Sumatera Utara.