Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenang Thamrin Sonata dengan Doa dan Asa

11 September 2019   09:18 Diperbarui: 11 September 2019   09:27 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Thamrin Sonata merupakan sosok yang cukup kondang di Kompasiana dan dunia literasi. Berita mengenai wafatnya beliau dengan mendadak membuat banyak teman dan sahabat  sejenak terpana dan tidak percaya.

Kemarin tepatnya 7 hari setelah kepergian beliau pada 3 September 2019 lalu, beberapa  kompasianer mengadakan acara kumpul-kumpul untuk kembali mengenang sekaligus memanjatkan doa untuk Bang Thamrin Sonata yang biasa dikenal sebagai TS.

Sekitar pukul 3 lewat 10 menit sore saya  tiba di Gedung Kompas Gramedia di Palmerah Barat dan segera bergegas menuju ke markas Kompasiana di lantai 6. Ketika masuk ruangan, saya sedikit terkaget karena tempat yang biasanya kami berkumpul secara lesehan santai, kini sudah  berubah dengan deretan kursi dan meja panjang mirip dengan ruang meeting.

Disitu sudah menunggu Mbak Tamita, Mas Yon Bayu dan seorang Kompasiana yang baru saya kenal yaitu Jose, yang ternyata cukup kondang menulis dalam genre olahraga. Sementara Bang Isson sendiri sudah datang sekitar pukul 2 siang namun harus pamit lebih dahulu karena ada keperluan.

Tidak lama kemudian datang lagi sobat yang biasa disebut Pakde Jenggot dengan kostum khas memakai logo kutu buku dan juga Mas Dudi Iskandar yang membawa kesegaran dengan kopi dalam bungkusan bermerek 'Photo Coffee'.

Acara sederhana ini kemudian dibuka oleh Mbak Tamita setelah Mas Kevin yang mewakili Admin Kompasiana turut hadir.

Selain memanjatkan doa untuk Bang TS, pada kesempatan ini juga dibahas nasib proyek buku keroyokan yang diprakarsai Bang Thamrin Sonata.

Buku yang sudah memiiliki draft sampul dan berjudul  "Belajarlah Indonesia" itu sedianya akan ditulis bersama oleh 40 Kompasianer yang sudah dihubungi oleh Almarhum.  Sesuai rencana awal buku itu seharusnya sudah diterbitkan sekitar Agustus, namun mengalami sedikit kerterlamabatan dan akhirnya dengan berpulangnya Bang TS, maka kami semua merasa memiliki amanah untuk melanjutkan proyek buku tersebut.

Sebelumnya sudah beberapa kali Bang TS menerbitkan buku keroyokan, salah satunya adalah berjudul "Refleksi 70 tahun Indonesia Merdeka" .

Dalam pertemuan singkat itu, juga dibahas sedikit kenangan mengenai Bang TS baik dari kami yang mengenal langsung maupun yang belum pernah bertemu secara tatap muka.

Bagi saya pribadi, Bang Thamrin Sonata merupakan salah satu dari dua Thamrin yang saya kenal di Kompasiana. Yang pertama tentu saja sobat dekat saya Pak Thamrid Dahlan alias TD.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun