Foto: Dokumentasi Pribadi
Masjid ini memiliki ruang sholat utama dengan balkon di kedua sayap di lantai dua. Salah satu keunikan adalah pintu utama yang berada di samping sebelah kiri dan bukan langsung menghadap ke mihrab.
Mihrabnya tampak sederhana dan terbuat dari kayu berukir warna coklat. Kaligrafi kalimat syahadat menghias bagian atas mihrab yang indah ini. Sementara mimbarnya juga terbuat dari kayu dengan ukiran dan pola yang sama dengan mihrab. Konon mimbar dan mihrab ini dibuat di Turki.
Foto: Dokumentasi Pribadi
Puas melihat keindahan interior masjid, saya keluar masjid dan bergabung di halaman dengan  para jemaah di bagian bawah tangga utama. Di sini ternyata terdapat puluhan batu nisan yang tertutup salju putih yang halus.Â
Foto: Dokumentasi Pribadi
Yang menarik dari batu nisan ini adalah ukiran aksara yang sederhana. Hiasan bulan sabit dan bintang ada di bagian atas. Di bawahnya dalam aksara Hijaiyah tertulis 'Bismillahirahamanirahim" dan kalimat syahadat. Setelah itu baru ukiran dalam bahasa Rusia yang menjelaskan nama serta tahun lahir dan meninggal almarhum. Pada salah satu nisan tertulis nama  Mustafa dalam aksara Cyrilic yang lahir pada 1874 dan meninggal 1950.
Foto: Dokumentasi Pribadi
Nah, disini pula saya mendapatkan jatah sup hangat dan roti yang terasa sangat nikmat mengisi perut yang kosong dalam cuaca yang sangat dingin. Saya pun bertemu kembali dengan teman saya, orang Aljazair yang Kamis kemaren sempat bercerita banyak mengenai kehidupan umat Islam di Minsk dan Belarus.
Seraya menikmati sup dan roti, serta memandang burung-burung dara yang beterbangan sambil sesekali mematuk roti yang saya tebarkan ke lantai, pikiran saya melayang ke masjid dengan nama yang sama, yaitu Sobornaya Meschet di ibu kota Rusia, Moskwa. Ah walau yang di Minks ini lebih kecil, namun keramahan masyarakat dan semua orang yang memanggil saya 'Brat', membuat saya merasa berat harus meninggalkannya.
Dengan langkah berat di cuaca dingin kota Minsk, saya kembali berjalan menuju halte bus. Pandangan sekali lagi saya lemparkan ke masjid indah berlapis salju yang meninggalkan kenangan manis tidak terlupakan.
Sambil mengucapkan "Da Svidaniya", saya melanjutkan pengembaraan di ibu kota Belarus dengan harapan suatu saat bisa kembali lagi ke masjid ini.
Foto: Dokumentasi Pribadi
Minsk. Maret 2018
Lihat Trip Selengkapnya