Baku, ibu kota Azerbaijan memang mengasyikan. Sebuah kota di tepi Laut Kaspia yang memadukan peninggalan masa lampau dengan  bangunan-bangunan  modern yang futuristik . Salah satunya adalah sebuah masjid megah yang ada di kawasan  Hamzah Babasov,  sebelah  utara kota Baku.
Setelah menikmati pesona keindahan Baku Boulevard, kami naik bus no 18 melewati jalan-jalan yang ramai dan lebar di kota Baku. Kian menuju ke utara, perjalanan kian mulai sedikit menanjak menandakan daerah ini ada di kawasan berbukit.
Sekitar 40 menit naik bus, kami pun tiba di masjid Heydar. Sebuh masjid yang bahkan dari jauh sudah terlihat kemegahannya ada di depan mata. Empat buah menara yang langsing menjulang tampak sangat serasi dengan dua kubah utama. Â Hampir seluruh permukaan tubuh majsid dihiasi ukiran dengan ornamen khas era Sirvashan dan semenanjung Absheron yang indah.
Halaman masjid yang luas dan sepi menyambut. Hembusan angin dingin dari laut Kaspia dan matahari senja kota Baku yang bersinar malu-malu membuat kunjungan ke masjid ini semakin mengasyikan.
Berjalan mendekati bangunan utama , seorang petugas berseragam polisi Azerbaijan menjelaskan lokasi tempat wudhu untuk perempuan ada  di sebelah kiri. Sedangkan untuk pria ada di bagian belakang bangunan utama. Wah lumayan berjalan jauh di tengah hembusan angin dingin.
Mengitari bangunan utama , di sisi lain masjid terdapat sebuah prasasti berbentuk kitab dari marmer bertuliskan tinta emas dalam bahasa Azeri. Isinya informasi singkat tentang masjid Heydar atau Heydar Mescidi ini. Pada prasasti itu tertulis bahwa masjid ini diresmikan oleh Presiden Ilham Aliyev pada Desember 2014. Memiliki empat menara setinggi 95 meter dan dua buah kubah setinggi 55 dan 35 meter.
Selepas wudhu saya kembali ke ruang sholat yang ada di bagian bawah. Khusus lelaki, sedangkan pintu sebelah, khusus perempuan.  Ruangan terlihat sepi. Hanya ada beberapa orang saja Kesan mewah menyeruak melalaui  karpet empuk bermotifkan bunga warna-warni dan tiang-tiang besar dari marmer kuning.
Setelah sholat saya kembali ke halaman masjid dan kemudian naik tangga menuju ruang sholat utama. Tangga berjalan yang ada di depan pintu utama tidak dihidupkan. Ternyata pintu masjid terkunci rapat. Pintunya megah tinggi besar dengan hiasan gambar dua orang yang sedang duduk bersimpuh berwarna kuning emas.
Saya berjalan di koridor ketika sekuriti kembali memanggil saya. Ketika mendekat ternyata sekuriti memberitahukan baha dia mempunyai kunci masjid dan bersedia mengantar  mengantar untuk melihat ruangan utama masjid. Â
Kami kemudian naik kembali ke ruang utama , membuka pintu dan  saya kembali terpesona dengan keindahan interior masjid ini. Kosong sepi dengan hamparan karpet empuk warna warni bermotif flora.   Mihrab dan mimbarnya terbuat dari marmer warna putih yang memberikan nuansa mewah.
Lampu-lampu gantung  kristal menghias langit-langit masjid lengkap dengan hiasan interior yang mengagumkan. Jendela-jendela besar yang membuat interior masjid  tetap terang dengan cahaya matahari.  Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa tempat ruang sholat ini selalu tertutup?
Lihat Travel Story Selengkapnya