Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengintip Jamban Terbuka di Marunda

10 Juli 2016   10:53 Diperbarui: 10 Juli 2016   11:01 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah sekitar 45 menit bermain di rumah Si Pitung, pelesiran dikawasan Marunda dilanjutkan menuju Masjid Si Pitung. "Letaknya tidak jauh, hanya sekitar 10 menit berjalan kaki mengelilingi tembok ", tambah Adep lagi. 

img-4987-5781c5191d23bd93086961a8.png
img-4987-5781c5191d23bd93086961a8.png
 Kami berjalan santai meninggalkan rumah Pitung dan beluk ke kiridi dekat empang. "Masjid Al Alam", demikian tulisan cat di temboksebagai petunjuk . Jalan tanah yang sempit di antara tembok dan empang terlihatsedikit becek bekas hujan beberapa hari yang lalu. Untungnya sejak pagi tadi tidak hujan sehingga jalan atau gang ini masih bisa dilalui dengan sedikitberhati-hati .

img-4988-5781c541ca23bd17052ae260.png
img-4988-5781c541ca23bd17052ae260.png
Sementara di latar belakang terlihat sebuah masjid baru yangmegah dan deretan rumah susun yang cukup megah. Berjalan di Pematang ini memang mengasyikkan. Suasana nya bagaidi pedesaan tepi pantai. Di tepi empang banyak orang yang sedang  asyik termenung sambil memancing atau memancing sambil termenung dan merokok. Di tengahnya ada sebuah papanbertuliskan ongkos memancing yang harga nya Rp 5000.  

img-4983-5781c56c327b61bf038b4567.png
img-4983-5781c56c327b61bf038b4567.png
Di penghujung empang , jalan setapak menuju masjid belok ke kiri. Pemandangan kembali berubah. Sebuah gedung besar berlantai empat terlihat dikejauhan .. Tampak nya seperti sebuah sekolah dasar yang belum selesai atauterbengka  pembangunannya . Sementararawa dan empang yang dipenuhi ilalang setinggi pinggang ada di hamparan.

img-4990-5781c588719373820ff0fd2c.png
img-4990-5781c588719373820ff0fd2c.png
Yang menghairankan  ditepian empang atau rawa, berderet jamban duduk dari porselen yang berwarna birumuda . Di satu tempat ada sepasang jamban yang terbuka . Kira-kira sepuluhmeter di sebelahnya bahkan ada empat buah jamban berjejer rapih.  

img-4985-5781c5b3327b61fb038b4568.png
img-4985-5781c5b3327b61fb038b4568.png
Bagi yang melihat tentu saja bertanya-tanya apakah tempat buanghajat ini masih digunakan? Kalau ya asyik juga yah bisa ke jamban sambilbercakap-cakap dengan orang di sebelah . Masalahnya apakah tidak malu karena dilihat oleh orang yang lalu lalang di jalan?

img-4986-5781c5df327b6108048b4567.png
img-4986-5781c5df327b6108048b4567.png
Perjalanan terus dilanjutkan . Sebuah gedung sekolah dasar ada dihadapan. Bangunannya tampak usang dan tidak terurus. "Selamat Datang di SDN Marunda 02 Pagi Jakarta Utara", demikian tertulis di pintugerbang.  Saya mengintip ke halaman ,terlihat sangat todak terurus, sepi dan seperti lama sudah tidak dipakai. 

img-4991-5781c604ca23bd09052ae267.png
img-4991-5781c604ca23bd09052ae267.png
Setelah dilihat lebih teliti, ternyata sekolah ini memang dalamkeadaan kosong. Jendelanya sudah pecah, demikian juga sebagian dindingnya.  "Sekolah yang baru ada di dekat tempatparkir" jawab Adep dan memang waktu pulang saya baru melihat ada ya sebuahsekolah baru yang jauh lebih megah dan bagus. 

img-4994-5781c62a327b61aa038b456a.png
img-4994-5781c62a327b61aa038b456a.png
Rupanya deretan jamban itu mungkin bekas jamban di sekolah iniyang dipindahkan berderet ke tepian empang . Seakan-akan kalau masih digunakanmerupakan jamban terbuka yang unik dan hanya ada di Marunda.  Sambil tersenyum dalam hati , saya terus berjalan menyusuri jalankecil menuju ke masjid AL Alam. Nantikan kisah nya di tulisan berikut.!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun