Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Renungan di Makam Jose Rizal di Luneta Park Manila

24 Mei 2016   19:03 Diperbarui: 25 Mei 2016   08:54 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Abu jenazah Jose Rizal dipindahkan ke monumen ini pada 30 Desember 1912 dan kemudian diresmikan pada 30 Desember 1913 dalam rangka memperingati ulang tahun kematian Rizal yang ke 17. Monumen ini sendiri baru dinyatakan sebagai monumen nasional pada April 2013 sekaligus sebagai warisan budaya nasional pada November 2013.

dokpri
dokpri
Saya berjalan mendekat ke monumen Rizal ini.  Di dekatnya ada sepasang prajurit yang dengan setia menjaganya.  Di bagian dasar terdapat sebah plakat bertuliskan” “To the memory of José Rizal, patriot and martyr, executed on Bagumbayan Field December Thirtieth 1896. This monument is dedicated by the people of the Philippine Islands”

Di atasnya bertengger sebuah obelisk atau tugu yang berhiaskan tiga bintang berwarna keemasan.   Tiga bintang ini mewakili pulau-pulau utama di Filipina yaitu Luzon, Kepulauan Visaya dan Mindanao. 

Di sekeliling tugu, ada patung Jose Rizal memakai mantel dengan tangan kiri memegang buku yang mewakili dua buah novelnya yang sangat terkenal, yaitu “Noli Me Tángere”  and  “ El filibusterismo”.  Di kiri kanan Rizal ada patung wanita sedang menggendong bayi dan dua orang anak laki-laki sedang membaca.

dokpri
dokpri
Di depan tugu yang sekaligus menjadi kubur Jose Rizal ini saya merenung.  Kedua novelnya sudah saya baca ketika jaman SMA dulu.  Kisah hidupnya , baik dalam buku maupun yang digambarkan di Rizal Shrine di Fort Santiago juga sudah saya simak dengan baik.  Dia adalah sosok pahlawan bagi negeri kepulauan yang  yang dalam sejarah menjadi republik pertama di Asia ketika memperoleh kemerdekaan dari Spanyol pada 1898.  

Sementara Rizal sendiri harus menebus kemerdekaan itu  dengan nyawanya di depan regu tembak pada 30 Desember 1896. Beberapa hari sebelumnya dia sempat menulis puisi yang sangat terkenal yaitu “Mi Ultimo Adios” yang berarti Selamat Tinggalku yang Terakhir.

dokpri
dokpri
Kisah mengenai jenazah nya pun penuh lika-liku sebelum disemayamkan di tempat yang mulia di pusat kota Manila ini. Setelah dieksekusi, Rizal dimakamkan dengan rahasia di Pemakaman Paco. Oleh para pengagumnya, makam ini kemudian hanya diberi tanda sebuah salib dan tanggal kematiannya. 

Tanpa nama, karena penjajah Spanyol  khawatir akan kebangkitan rasa kebangsaan rakyat Filipina. Jenazahnya kemudian digali kembali untuk dikremasi dan abunya disimpan oleh keluarga.

dokpri
dokpri
Setelah Filipina merdeka, barulah abu jenazah Jose Rizal dimakamkan dengan penuh kehormatan di Lapangan Bagumbayan, di dekat tempat dimana doketer muda ini dieksekusi.  Akhirnya setelah Monumen Rizal di Luneta  selesai, barulah dipindahkan di bawah tugu ini pada 1912.

dokpri
dokpri
Kisah Jose Rizal memang penuh inspirasi. Dengan berkunjung ke makamnya, biarlah insprisai dan semangat pahlawan dari Calamba yang mati muda ini menyebar ke siapa saja yang bersedia menerimanya dengan hati dan jiwa yang terbuka. Kemerdekaan memang hak segala bangsa. Selagi kita masih hidup, biarlah kaki ini melangkah dan mengembara. Karena Hidup adalah sebuah perjalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun