Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menyusuri Penggalan Trans Siberia: Moskwa - Kazan

8 Agustus 2015   09:20 Diperbarui: 8 Agustus 2015   09:23 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kazan? Dimana tuh?, Kazakhstan yah ”, sepuluh dari sepuluh , sahabat, saudara, dan kolega saya semuanya ternganga dengan muka penuh tanda tanya ketika mengetahui bahwa tujuan jelajah saya kali ini adalah kota Kazan yang menjadi ibu kota Republik Tatarstan. Bahkan lima puluh dari lima puluh teman juga tidak penah mendengar nama Tatarstan ketika saya mengumumkannya lewat berbagai media sosial seperti Facebook, BBM, whatsup dan sejenisnya. Tujuan jelajah saya kali ini memang kota dan negri yang masih penuh misteri. Tidak banyak informasi yang saya miliki sebelumnya termasuk tidak terlalu banyak wisatawan asing yang berkunjung kesini. Apalagi di awal musim dingin yang mulai menusuk tulang di bulan November.


Pengembaraan menuju Republik Tatarstan dimulai dari stasiun “Kazansky Vokzal” di pusat kota Moskwa yang berada tepat di atas stasiun metro “Komsomolkaya “. Ketika saya tiba sekitar pukul 21 45 malam, peron di stasiun ini sudah ramai dipenuhi calon penumpang baik untuk kereta yang No 002 I yang berangkat pukul 22.08 dengan tujuan akhir Kazan maupun kereta dengan no 112 M dengan tujuan akhir Krug Pole via Kazan yang berangkat pukul 22.16.


Tidak lama kemudian, rangkaian kereta pun masuk ke peron 1 dan calon penumpang berbaris rapih sesuai gerbong masing-masing. Saya kebetulan kebagian di gerbong no 11 yang berada cukup jauh dari gedung utama stasiun dan berjalan menyusuri gerbong demi gerbong. Pramugari menyambut di depan pintu sambil memeriksa tiket dan identitas setiap penumpang. Pramugari berusia di atas limapuluhan inilah yang akan menemani semua penumpang sampai esok hari tiba di Kazan setelah hampir 12 jam perjalanan.


Kereta kami, yang kebetulan kelas satu. Mendapatkan gerbong yang terdiri dari kamar-kamar yang isinya dua buah tempat tidur setiap kamar, sehingga saya dan sobat saya dapat bersantai tanpa harus terganggu penumpang lain. “Asyik juga nih bisa tidur di perjalanan sampai besok pagi tiba di Kazan”.


Tepat pukul 22.16, rangkaian kereta mulai bergerak meninggalkan pusat kota Moskwa ke arah timur. Ini adalah titik awal jalur kereta api Trans Siberia yang melewati banyak kota antara lain kota Nizhny Novgorod, Kazan, Ekatarinburg, dan terus sampai Irkuts di Siberia yang berakhir di timur jauh Vladivostok. Perjalanan sampai Kazan hanyalah penggalan awal dari jalur kereta terpanjang di dunia itu. Menurut cerita, bila kita terus sampai ke Vladivostok akan ditempuh dalam waktu lebih dari satu minggu dan menempuh jarak lebih 9000 kilomter.


Tidak lama sebelum berangkat, pramugari mampir ke setiap kamar dan menawarkan minuman hangat seperti teh atau kopi serta makanan kecil seperti coklat. “Skolka?”, tanya saya menanyakan berapa harganya. Sang pramugari hanya tersenyum sambil menjawab “zavtra” yang artinya besok. Setelah kereta berjalan beberapa lama, tidak terasa saya pun tertidur dan hanya terbangun keesokan harinya ketika kereta sudah jauh meninggalkan kota Moskwa, melewati N. Novgorod dan berada di republik Tatarstan.


Hari masih gelap walau waktu sudah menunjukan sekitar pukul 9 pagi. Dan ketika sang mentari mulai terbit, terlihat pemandangan pepohonan yang tanpa daun dan rumah-rumah tradisional yang bentuknya mirip rumah suku sasak di Pulau Lombok. Ternyata kami sudah tiba di daerah yang bernama Verkhneuslonsky Rayon yang merupakan kawasan di luar kota Kazan.


Tidak lama kemudian, Pramugari mengetuk pintu kamar dan kembali menawarkan minuman dan makanan kecil. Tentunya kali ini kita harus membayar ketika selesai menikmati hidangan pagi itu. Total harganya sekitar “Sto pyat desyat” atau seratul lima puluh Ruble saja.


Keluar sang pramugari, pintu kamar kembali diketuk, tetapi kali ini yang muncul adalah seorang “babushka” atau wanita tua yang menjajakan berbagai pakaian hasil rajutan tangannya. Karena sempat bertanya harga salah satu rompi, wanita ini terus menerus menawarkan barang dagangannya sambil saya terus menerus mengucapkan “Nyet, Spasiba” untuk menolak dengan halus.


Tepat pukul 9 .40. tiga menit lebih awal dari jadwal, kereta pun merapat di stasiun ‘Kazan Pazz” . Sebuah stasiun tua yang cukup besar dan modern. Dan tugas pertama adalah menuju hotel yang alamatnya di Ulitsa Karla Marksa atau Jalan Karl Marx . Akhirnya dengan ongkos “Trista Rubli” atau 300 Ruble perjalanan dengan taksi pun ditempuh menuju hotel yang jaraknya hanyak sekitar 2 kilometer dari stasiun.


Pemandangan pertama yang kita lihat dalam perjalan ke hotel adalah Kazan Kremlin. Dan petualangan di ibu kota Republik Tatarstan pun dimulai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun