Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Last Tango in Buenos Aires

23 Juni 2012   01:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:38 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Belum sempurna kunjungan anda ke Argentina kalau tidak menjajal menari Tango!”. Kata-kata teman saya yang “Porteno” atau penduduk kota Buenos Aires ini selalu menggoda saya. Tapi dimana saya harus belajar menari Tango ? Tanya saya dalam hati. Walaupun menurut buku yang telah saya baca ada beberapa tempat di kota ini dimana kita dapat menonton sambil mencoba belajar tarian yang sudah dinobatkan menjadi tarian nasional Argentina ini.

[caption id="attachment_190029" align="aligncenter" width="512" caption="Tango Porteno"]

1340412832670451499
1340412832670451499
[/caption]

Akhirnya, ketika menyusuri Avenida de 9 julio yang merupakan jalan raya paling lebar di dunia yang terdiri dari belasan jalur kendaraan ini saya sempat melihat sebuah tulisan besar Tango Porteno persisi tidak jauh dari Teatro de Colon.Saya pun harus menyebrangiAvenida de 9 Julio yang lebarnya lebih dari 150 meter ini sebelum akhirnya sampai di gedung ini. Ternyata gedung ini merupakan salah satu teatre dimana setiap malam diadakan pertunjukan Tango dengan La Cena atau makan malam. Tarifnya pun bermacam-macam tergantung tempat duduk kita.Bahkan pilihan tanpa makan malam pun bisa yaitu hanya dengan minuman dan makanan ringan saja.

[caption id="attachment_190030" align="aligncenter" width="360" caption="Tango Tango"]

1340412870659967006
1340412870659967006
[/caption]

Akhirnya saya memutuskan untuk mencoba membeli tiket tanpa la Cena dan kemudian memasuki gedung pertunjukan. Meja-meja makan diatur sedemikian rupa dimana kita sambil makan malam kemudian dapat menikmati pertunjukan di panggung.

Pelayan segera mengantarkan saya ke meja dan menghidangkan minuman ringan. Tepat pukul 22.15 waktu setempat, lampu-lampu dipadamkan dan pertunjukan Tango pun dimulai.

[caption id="attachment_190031" align="aligncenter" width="512" caption="Panggung Pembuka dengan Obelisco dan lagu Mi Buenos Aires Querido"]

13404129152030680412
13404129152030680412
[/caption]

Musik mulai memainkan lagu wajib yanitu Mi Buenos Aires Quiredo yang sendu dan mendayu-dayu. Lagu yang sudah saya kenal dengan baik ini mengantarkan saya pada dunia musik dan tarian tango yang dapat menghibur saya selama waktu pertunjukan kurang lebih 90 menit.

[caption id="attachment_190032" align="aligncenter" width="360" caption="Salah satu aksi penari"]

1340412984325086016
1340412984325086016
[/caption]

Kemudian para penari pun mulai beraksi. Ada yang berupa sepasang penari klasik, ada juga dengan berbagai improvisasi panggung yang unik. Yang paling menarik adalah tarian solo seorang penari yang berpura-pura menari dengan pasangan.

[caption id="attachment_190033" align="aligncenter" width="357" caption="Panggung ala Broadway di Buenos Aires"]

1340413021767138725
1340413021767138725
[/caption]

Pendek kata, pertunjukan tango ini diatur dengan panggung gaya teater Broadway dengan sentuhah khasArgentina. Selama 90 menit, seluruh penonton dihibur dan sekaligus bagaikan disihir untuk terbawa kembali ke awal abad duapuluhan ketika tarian ini sangat popular di negri gaucho dan pampa ini.

Lagu yang mendayu dan seksi, kata-kata dalam bahasa spanyol yang mendesah, ayunan langkah Tango yang tegas dan anggun,serta tata cahaya panggung dan lampu yang menawan membuat satu setengah jam itu  terlalu singkat sekali rasanya untuk sebuah malam yang sangat indah di Buenos Aires.

[caption id="attachment_190034" align="aligncenter" width="512" caption="Salah satu aksi"]

13404130711973938037
13404130711973938037
[/caption]

Akhirnya semua pemain dan penari pun tampil di panggung dan mengucapkan salam selamat tinggal. Penontonpun bangkit berdiri dan memberikan standing ovation dengan tempik sorak yang meriah.

Malam sudah kian larut ketika saya kembali harus menyebrangi Avenida de 9 Julio yang maha lebar. Namun di bawah hembusan angin dingin kota Buenos Aires, kepuasan hati membawa saya dapat tidur malam itu sambil bermimpi menari tango bersama para penarinya yang cantik menawan.

Buenos Aires Juni 2012

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun