Berjalan-jalan di pusat kota Casablanca memang cukup mengasyikan. Suasananya sangat khas dengan bangunan tua bergaya Perancis dan juga kota tua khas Maroko.Dari kawasan sekitarPlace de Nations Uniesdengan berjalan santai menyusuriAvenue Hassan II ke arah selatan saya tiba sebuah bangunan besar dengan halaman yang luas . Di sini banyak sekali orang berkumpul baik warga lokal maupun wisatawan.
Sebuah air mancur yang indah dan burung-burung merpati membuat suasana hati menjadi damai. Air mancur berbentuk lingkaran besar dengan batuan marmer berwarna coklat kemerahan dan rumput hijau disekelilingnya berpadu dengan harmonis dengan gedung-gedung di sekitarnya yang berwarna putih. Ratusan burung merpati yang berterbangan sambil sibuk mencari makanan dan kerumunan pedagang serta beberapa orang suku Berber yang berpakaian tradisional ikut memeriahkan senja di Casablanca.
Dan tepat di seberang jalan, terlihat sebuah bangunan megah nan indah yang juga berwarna putih dengan kombinasi marmer merah kecoklatan dihiasi di atasnya dengan bendera Maroko yang berwarna merah.Deretan pohon korma menghiasi halamannya yang luas dan sebuah prasasti mamer berwarna putih bertulisan dalam Bahasa Arab dan Perancis.“Place de Muhammed V”.Muhammed V adalahSultan Maroko yang bertahta sejak tahun 1927 sampai 1953 dan kemudian dibuang oleh penjajah Perancis namun kemudian berkuasa kembali sebagai Raja dari 1957 sampai meninggal pada 1961.Raja Muhammad V kemudian diteruskan oleh anaknya yang terkenal yaitu Raja Hassan II.
Dari sini saya berjalan terus dan sampai di sebuah lapangan yang tidak terlalu besar . Namun yang menarik adalah sebuah prasasti dari marmer berwarna putih yang bertulis dalam empat bahasa yaitu Arab, Spanyol, Perancis dan Italia.Prasasti ini ternyata merupakan kenangan untuk korban bom bunuh diri di Casablanaca.
“In Memoria de las victimas de 16 de Mayo del 2003 en Casablanca” demikian tertulis pada prasasti tersebut dan kemudian diikuti dengan deretan nama-nama korban yang terdiri dari orang Maroko dan juga orang asing berkebangsaan Spanyol, Italia dan Perancis. Menurut cerita pada hari itu terjadi serentetan bom bunuh diri yang memakan 45 korban meninggal dan ratusan luka-luka. Ini merupakan bom bunuh diri terdashyat yang pernah terjadi di kota terbesar di Maroko ini.
Setelah sebentar merenung di tempat ini, saya terus berjalan dan sampai di sebuah gedung yang bertuliskan bahasa Perancis dan Arab.“Commune Urbaine de Casablanca”, demikian nama gedung ini dalam bahasa Perancis. Dan juga kembali gedung ini berwarna putih dengandekorasi warna coklat tua kemerahan.Tidak jauh dari sini juga terdapat sebuah kantor polisi wisata yang juga dihiasi bendera Maroko berwarna merah dan tulisan berbahasa Perancis dan Arab.“Poste de la Police Tourisitique”, demikian nama kantor polisi ini.
Sambil bersantai saya terus menyusuri Avenue Hassan II yang lebar ini dansetelah menyebrangi Boulevard Moulay Youssef saya sampai ke sebuah taman yang sangat luas. Taman ini bernama Parc de la Ligue Arabe.
Akhirnya saya pun kembali meniti Avene Hassan II untuk kembali ke pusat kota. Melewati kembali Place Muhammed V dan tugu peringatan koraban bom bunuh diri.Di sini saya teringat bahwa, kota Casablanca juga merupakan salah satu kota kembar atau sister city dengan kota Jakarta.Dan ternyata keduanya pun bernasib hampir sama yaitu pernah menjadi korban bom bunuh diri.
Bedanya adalah kalau di Jakarta ada Jalan Casablanca yang terkenal sedangkan di Casablanca saya belum menemukan jalan Jakarta . Dan satu lagi perbedaan yaitu kalau di Casablanca didirikan tugu atau prasasti untuk memperingati koraban bom sedangkan di Jakarta tidak ada tugu atau prasasti serupa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H