Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Naik Bus Damri ke Sekolah Cina: Catatan Muhibah ke Brunei (9)

28 Februari 2012   02:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:50 1818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap kali ke pusat Bandar di BSB atau Bandar Seri Begawan, selalu saja perjalanan dimulai dari terminal bas yang terletak di Jalan Catur .Kalau biasanya saya belok kiri menuju Jalan Sultan, makaperjalanan saya kali ini menuju ke arah sungai dan menuju Tamu Kianggeh.

[caption id="attachment_165512" align="alignnone" width="640" caption="Tamu Kianggeh"]

1330395396916444505
1330395396916444505
[/caption]

"Tamu"  dalam bahasa Brunei berarti semacam pasar, karena di pasar ini banyak dijual makanan maupun buah-buahan khas Brunei. Tentu saja kita harus pandai menawar. Selain durian, ada banyak pula buah termasuk langsat kecil yang sangat manis  dan sayuran yang lain. Sementara di sungai ada perahu tambang yang bisa membawa kita kemana saja di sekitar Bandar, baik ke Kampong Ayer maupun agak jauh sedikit sampai ke Gadong.

[caption id="attachment_165513" align="alignnone" width="640" caption="Bus ke Miri yang ngetem...Jalannya sepi yah"]

13303954311964466494
13303954311964466494
[/caption]

Namun yang menarik perhatian saya adalah kumpulan beberapa bus yang sedang “ngetem” menunggu penumpang di seberang jalan. Ternyata ini menjadi semacam terminal untuk bas yang menuju ke Miri, yaitu kota di Sarawak dekat perbatasan dengan Brunei.Tidak jauh dari situ, juga terdapat sebuah bus yang warna dan bentuknya sangat akrab dengan kita di Indonesia. Bus ini adalah bus DAMRI.

Apa khabar Encik”, tiba-tiba sebuah tangan menepuk pundak saya dan terdengar suara yang juga sangat ramah.Ini adalah teman dan kenalan saya di Brunei yang berasal dari Malaysia. Sebut saja namanya Encik Tan. Demikian saya selalu menyebut namanya dengan akrab. Ternyata dia sedangmengunjungi kenalannya yang kebetulan bekerja di agen perjalanan yang menjual tiket bus.

Encik mau ke Pontianak? Demikian sambungnya lagi sambil tersenyum. “Bas ini memang menuju Pontianak lewat negri Sarawak dan Bandar Kuching.”, tanpa saya bertanya encik Tan terus bercerita. Dia bercerita bahwa bas masih beberapa jam lagi mau berangkat dan sekarang harus isi solar dulu di pompa bensin Brunei Shell. Dia juga menjelaskan bahwa dia hanya akan menumpang sampai ke Sekolah Cina di perempatan lampu merah dekat Jalan Tasik.

Saya memperhartikan bus Damri yang warna dicat kombinasi biru dan putih ini.Di bagian depan dekat dashboard tertulis rutenya yang melintas Indonesia, Malaysia dan Brunei. “Pontianak Sarawak Brunei”. Saya perhatikan plat nomer polisi bus ini, ternyata berplat kuning dengan nomor KB atau Kalimantan Barat.Sementara di sisi bagian bawah tertulis “Angkutan Antar Lintas Batas Negara”. Bus besar Mercedez Benz ini tampak cukup manis karena walaupun bernama DAMRI, ternyata bisa berada di negri jiran.

[caption id="attachment_165514" align="alignnone" width="640" caption="Lapau: Gedung Lama DPR nya Brenei"]

13303955291353065068
13303955291353065068
[/caption]

Akhirnya saya pun diperbolehkan menumpang bas Damri dengan percuma yang kebetulan sebelum berangkat harus isi solar dulu dan melewati sekolah Cina, tempat putri Encik Tan menuntut ilmu di Negri Brunei Darussalam ini.

[caption id="attachment_165515" align="alignnone" width="640" caption="Pusat Belia"]

13303955871035304797
13303955871035304797
[/caption]

Tidak sampai lima menit pun kami sudah tiba di depan Lapau di dekat Pusat Belia. Kemudian kami menyebrang jalan dan  sudah nampak  pintu gerbang sekolah Cina ini.Pintu gerbangnya dibuat dengan model Cina, sehingga mirip dengan kelenteng . Tertulis dalamhuruf Jawi dan Latin “Sekolah Menengah Chung Hwa”. , Sementara di paling bawah tertulis enam buah aksara cina yang artinya juga sekolah menegah Chung Hwa.

[caption id="attachment_165516" align="alignnone" width="360" caption="Pintu Gerbang Sekolah Menengah Chung Hwa"]

13303956201099954638
13303956201099954638
[/caption]

Saat itu, jam pulang sekolah sudah tiba yaitu jam 4,30 sore. Pintu gerbang mulai dibuka dan di dalamnya terlihat halaman yang luas serta  beberapa kendaraan yang di parkir. Terlihat juga beberapa anak sekolah dengan seragam putih biru sedang bergurau dengan teman-temannya. Sebuah papan pengumunan yang bertuliskan tertutupnya pintu utama sewaktu jam belajar.


[caption id="attachment_165517" align="alignnone" width="360" caption="Ditegah Merokok"]

1330395663362186955
1330395663362186955
[/caption]

Di halaman juga terdapat beberapa pohon yang rindang sehingga menutupi gedung sekolah yang kelihatan berlantai empat atau lima di kejauhan. Sementara di seberang sekolah terdapat sebuah papan pengumumuman yang menyebutkan kawasan ini sebagai kawasan yang bebas dari asap rokok. “Kawasan Ditegah Merokok”. Demikian tulisan huruf jawi dan latin.Sementara dengan warna merah ditulis juga “No Smoking Zone

Kehadiran sekolah menengah Chung Hwa ini cukup memberikan nuansa yang lain dari kehidupan sehari-haridi Brunei Darussalam yang aman dan damai. Sekolah ini juga memberikan kita pengertian lebih lebih lengkap tentang kehidupan di negriMonarki Melayu Islam ini.

[caption id="attachment_165518" align="alignnone" width="640" caption="Kelenteng Tua di Brunei"]

13303959501675199202
13303959501675199202
[/caption]

Keberagaman memang sebuah keniscayaan, dan ini juga dibuktikan dengan adanya sebuah kelenteng Cina yang usianya  sudah beberapa ratus tahun dan lokasinya pun tidak jauh dari depan Tamu Kianggeh tadi. Sore yang menyenangkan di Bandar Brunei.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun