Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Tertipu Tukang Foto di Pearl TV Tower Shanghai

12 Juli 2011   12:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:44 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

13104483231447920278
13104483231447920278
Dibalik kemajuan ekonomi yang pesat di Cina, dan kesan-kesan kemajuan infrastruktur yang menawan, kita juga tetap harus hati-hati karena Shanghai adalah kota terbesar di Cina dengan total penduduk mungkin lebih dari 20 juta orang. Ini adalah pengalaman  saya dan seorang teman  waktu berkunjung kesana di tahun 2007. Lucu juga jika diingat dan bisa memberikan pengalaman untuk lebih berhati-hati.

[caption id="attachment_119288" align="alignleft" width="300" caption="Kecepatan 431 km/jam"]

13104491111673832788
13104491111673832788
[/caption]

Naik Kereta Maglev dengn kecepatan hampir 450 Km per jam

Ketika pesawat kami mendarat dari Hongkong di Bandara International Pudong, terasa betapa megah dan ramainya bandara ini. Setelah melewati imigrasi dan bea cukai, banyak pilihan menuju pusat kota, akhirnya karena hotel kami terletak dekat stasiun metro Shanghai huo ce zhan atau Shanghai Railways Station, kami memutuskan untuk mencoba naik maglev yang akan membawa kami ke stasiun Metro Longyang Road di line 2 Metro Shanghai sejauh 30 km hanya dalam waktu 7 menit dengan ongkos 50 RMB. Pada waktu itu Bandara Pudong belum memiliki Stasiun Metro, sehingga pilihan lain hanya dengan taksi atau bus. Sekarang kita dapat naik Metro line 2 langsung dari Bandara Pudong Setelah itu kita transfer dengan metro line 2 Stasiun Longyang Road dan dengan hanya membayar 4 RMB kami pun sampai dengan cepat , bebas dari kemacetan kota Shanghai di hotel kami dan sudah siap untuk menikmati tempat-tempat terkenal di Shanghai seperti the Bund, Nanjing Road, dan tentu saja Pearl TV Tower yang terkenal di Pudong.

13104495441400771310
13104495441400771310

Dari Hotel kami kembali naik metro line 2 menuju stasiun Lujiazui. Setelah keluar ,melalui pintu exit no 1, tampak bagian Shanghai yang baru dan modern yaitu pudong. Di sebarang sana di bagian Puxi, Nampak The Bund , dengan bangunan khas kolonialnya yang terkenal. Di pearl TV tower, ini banyak sekali turis baik dari Cina, maupun manca negara. Kami segera mengambil gambar saya bergantian dengan teman saya dengan latar belakang menara TV tadi. Kebetulan banyak sekali tukang foto yang menawarkan jasa mereka dengan sampel foto yang cukup bagus dari beberapa sudut yang baik. Karena tertarik teman saya akhirnya terbujuk , dan kami difoto beberapa kali,. Setekah itu dengan sedikit bahasa mandarain dan tarzan. Kami disuruh membayar 40 RMB untuk 4 buah foto. Mereka bilang foto akan selesai dicetak dalam waktu kira-kira 30 menit dan kami dipersilahkan menunggu. Karena bosen menunggu akhirnya mereka menyarankan bahwa kami boleh pergi untuk jalan-jalan dulu dan kembali lagi kira-kira 30 menit lagi untuk mengambil fotonya. Museum di bawah TV Tower Akhirnya kami memutuskan untuk mecoba masuk ke menara. Ternyata ada beberapa harga dan pilihan, dimana kita dapat masuk ke bagian bawah menara TV dan melihat museumnya saja atau juga naik sampai ke puncak menara dengan harga yang lebih mahal. Menara setinggi 468 meter ini merupakan menara TV tertinggi ketiga di dunia setelah CN Tower di Toronto dan TV tower di Moskwa. Namun karena bentuknya yang menarik, maka menara ini merupakan menara TV yang paling ramai dikunjungi. Di bagian kaki menara terdapat Shanghai Municipal History Museum. Kesini lah kami masuk karena waktu yang terbatas tadi sambil menunggu foto kami selesai. Museumnya cukup modern, menceritakan sejarah kota Shanghai sampai menjadi metropolis utama di Cina. Fokusnya terutama meliputi lebih 100 tahun sejarah kota ini dari dibukanya pelabuhan pada 1943 sampai komunis mengambil alih pada 1949. Setelah puas menikmati, museum dan membeli souvenir di toko  di dalam menara, kami kembali keluar dan mengunjungi stand tempat kami difoto tadi. Betapa terkejutnya kami karena standnya sudah tidak ada. Kami mencoba bertanya, namun tidak seorang pun bisa bahasa inggris, dan kami hanya gigit jari karena menyadiri bahwa kami sudah menjadi korban penipuan sebesar 40 RMB di Shanghai yang begitu modern. Di bagian Shanghai yang merupakan simbol kemajuan Cina di abad  ke 21 ini. Sebuah pengalaman yang lucu dan memperkaya perjalananan kami. Akhirnya sambil tersenyum kecut kami segera kembali ke stasiun metro untuk pergi ke Nanjing road untuk sekedar berbelanja mengobati kekecewaan karena tertipu ......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun