Sabtu kemaren, para blogger reporter mengadakan pertemuan santai dengan Badan Narkotika Nasional alias BNN bertempat di Mie Ceker Bandung di kawasan Pondok Gede Jakarta Timur.Tujuan kumpul-kumpul kali ini adalah untuk memberdayakan masyarakat dalam turun berperanserta dalam ikut andil mensukseskan salah satu tujuan BNN yaitu Indonesia Bebas Narkotika 2015.
Pada pertemuan yang dibidani oleh Bapak Thamrin Dahlan, mantan salah satu Direktur di BNN yang saat ini menjadi penuliskondang di kompasiana dan juga dosen di salah satu perguruan tinggi terkenal di ibukota ini hadir dari pihak BNN bapak Drs. Gun Gun Siswadi Msi, selaku Direktur Diseminasi Informasi dan juga 37 blogger reporter yang diketuai oleh Bang Hazmi Srondol.
Acara dibuka oleh Ibu Retno dan kemudian dilanjutkan dengan presentasi Pak Gun Gun menjelaskan tentang fakta yang mengerikan tentang bahaya narkotika.Kejahatan narkotika sendiri sudah digolongkan sebagai extra ordinary crime selain terorisme dan korupsi.“Kalau korupsi, korbannya adalah ekonomi dan uang negara yang dicuri, sementara terorisme adalah nyawa orang yang tidak berdosa, sementara korban kejahatan narkotika adalah generasi yang hilang atau lost generation”. Tambah pak Gun Gun lagi.
Presentasi terus dilanjutkan dengan menyajikan sekilas data tentang prevalensi narkotika di dunia maupun di Indonesia.Berdasarkan data UNODC(United Nations Office on Drugs and Crime), badan PBB yang bergerak di bidang penyalahgunaan Narkotika dan Kejahatan pada tahun 2012, terdapat sekitar 210 juta pengguna narkotika di seluruh dunia dan setiap tahun 200 ribu orang meninggal dunia dengan sia-sia karena narkoba.
Lebih dari itu, UNODC juga menyampaikan bahwa keuntungan yang didapat dari bisnis narkoba secara global pada 2012 berjumlah lebih dari USD 322 Milyar dan sebagian besar uang ini kemudian digunakan untuk membiayai Organized Crimes di seluruh dunia. Dampak kerugian ekonomi dan sosial yang diakibatkan oleh narkoba ini juga sangat besar sehingga pada tahun 2011 diperkirakan mencapai sekitar Rp 48,3 Triliun.
Sementara itu, di Indonesia sendiri tingkat prevalensi narkotika mencapai sekitar 4 juta orang dengan pengguna terbanyak terdapat di Jakarta.Disajikan juga data dari seluruh propinsi dimana dapat dilihat bahwa pengguna narkoba tersebar di seluruh 33 propinsi dengan pengguna terbanyak dari kelompok umur 30 tahun ke atas.
Yang lebih mengerikan lagi, disajikan juga data mengenai trend pengguna narkoba yang terus meningkat dari hanya 1.5 % pada tahun 2005 menjadi 2.6 % pada tahun 2013. Sedangkan ramalan untuk tahun 2015 adalah 2.8 % alias sekitar 5,1 juta pengguna narkoba di Indonesia.
Dengan jumlah penduduk yang sangat besar dan tingkat prevalensi yang tinggi, Indonesia menjadi pasar yang sangat menarik dan menguntungkan bagi bandara narkoba yang umumnya merupakan sindikat internasional.Dijelaskan juga bahwa kalau di akahir abad ke duapuluh Indonesia masih berstatus sebagai temat trasnit, maka kini Indoensa sudah beralih menjadi negara konsumen.
Presentasi dilanjutkan dengan menjelaskan sindikat internasional dan modus yang digunakan. Salah satu yang menarik adalah banyaknya narkoba yang masuk ke Indonesia yang berasal dari Iran terutama karena sangat tingginya marjin keuntngan yang di dapat.“Satu kilogram di Iran harganya hanya sekitar 50 Juta Rupiah, sedangkan di Indonesia biasa menapai 2 Milyar” , jelas pak Gun Gun lagi.Dengan tingkat keuntungan lebih dari40 kali lipat ini, maka tidak mengherankan kalau para sindikat narkoba terus membanjiri pasar Indonesia dengan produk haram tersebut.Yang menakjubkancara penyelundupan pun cukup canggih sehingga ada yang dimasukkan ke dalam tabung oksigen seorang nenek-nenek sampai juga kaki palsu seorang yang menggunakan kursi roda.
Di Indoenesia sendiri, sekitar 40 orang meninggal setiap harinya karena narkoba, termasuk mereka yang meninggal karena terjangkit HIV/AIDS akibat menggunakan jarum suntik secara bergantian.Karena itu, bersama dengan negri ASEAN lainnya Indonesia telah mencanangkantahun 2015 sebagai tahun “Indonesia Negri bebas Narkoba” yang diresmikan oleh Presiden SBY pada 26 Januari 2011 lalu.
Pertanyaannya adalah apa mungkin cita-cita itu tercapai mengingat trend prevalensi yang terus meningkat dan tahun 2015 hanya tinggal sebentar lagi.Dengan bersemangat Pak Gun Gun menuturkan bahwa dengan memberdayakan masyarakat termasuk para blogger, Indonesia pasti bisa mencapai cita-cita itu.Bebas narkoba yang dimaksud ternyata bukan tingkat penggunaan yang nol atau tidak ada sama sekali, melainkan tingkat prevalensi yang menurun dan lebih rendah dari prediksi yag mencapai 2,8 % alias sekitar 5,1 juta orang tersebut.
BNN menyadari, bahwa mereka tidak bisa berjuang sendirian menghadapi serbuan bandara narkoba internasional. Karena dengan ikutnya para blogger yang diharapkan dapat menulis sebanyak 10 ribu halaman mengenai bahaya narkoba dalam waktu sampai akhir tahun 2014 ini, maka masyarakat akan lebih sadar akan bahaya narkoba.
Dengan sadar akan bahaya narkoba, tindakan pencegahan dapat dicapai sehingga tidak ada lagi pengguna baru narkoba dan dengan semakin menurunnya permintaan atau demand maka di kemudian hari bisnis narkoba menjadi sangat tidak menarik dan dengan sendirinya supply atau penawaran pun akan menurun. Demikian Pak Gun Gun mengakhiri presentasinya dengan menggunakan sedikiti Teori Supply and Demand yang ada di ilmu ekonomi.
Presentasi kemudian dilanjutkan oleh Bapak Thamrin Dahlan yang menjelaskan mengenai teknis menulis untuk para blogger yang ikut pertemuan di siang itu.Bang Hazmi kemudian juga tampil untuk mengabsen seluruh peserta sehingga masing-masing dapat saling mengenal lebih dekat.
Acara kemudian ditutup dengan foto bersama dan makan siang dengan menu yang lezat terutama sate, bakso, dan juga es teller yang menggoda selera.Waktu telah menunjukan sekitar pukul 1.30 siang ketika para blogger satu per satu meninggalkan rumah makan mie ceker dengan janji dan tekad untuk menulis tentang narkoba dalam rangka mewujudkan Indonesia bebas narkoba pada 2015 nanti.
BNN bisa!. Blogger bisa! Kita Bisa! Indonesia Bisa!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H